Ratusan Warga Padati Prosesi Sakral Buang Layon di Desa Sirnabaya
CIREBON, iNewsCirebon.id- Tradisi adat Ngunjung dan Sedekah Bumi di Desa Sirnabaya, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon, mencapai puncaknya dengan pelaksanaan prosesi sakral “Buang Layon”, Selasa pagi (04/11). Ratusàn warga memadati lokasi untuk menyaksikan ritual tahunan yang telah diwariskan turun-temurun oleh para leluhur.
Prosesi Buang Layon merupakan simbol penyucian diri dan lingkungan, sekaligus ungkapan rasa syukur atas hasil panen serta doa memohon keselamatan, kesejahteraan, dan keberkahan pada masa tanam mendatang. Tradisi ini dipercaya sebagai bentuk pelepasan segala kesialan dan energi buruk yang terjadi selama setahun penuh.
Kuwu Sirnabaya, Rawin, dalam sambutannya menegaskan bahwa tradisi ini bukan sekadar pertunjukan budaya, tetapi memiliki nilai spiritual dan sosial yang tinggi.
“Buang Layon adalah ikhtiar batin kita untuk membersihkan desa dari hal-hal buruk. Ini wujud syukur atas hasil bumi dan warisan kearifan lokal yang harus terus kita jaga. Tradisi ini bukan hiburan, tetapi doa dan harapan bersama,” ujar Rawin.
Prosesi diawali dengan arak-arakan warga membawa hasil bumi dan sesaji, yang kemudian dikirab dari balai desa menuju Sungai Bondet. Di sanalah benda simbolis yang disebut layon umumnya berupa rangkaian sesaji atau miniatur yang melambangkan unsur negatif dilarung ke aliran sungai sebagai simbol pelepasan.
Suasana tampak khidmat namun meriah. Warga dari berbagai usia, termasuk generasi muda, terlihat aktif terlibat. Hal ini, menurut Kuwu Rawin, menjadi tanda bahwa warisan budaya leluhur masih kuat dalam kehidupan masyarakat Sirnabaya.
“Semangat gotong royong dan kecintaan masyarakat pada adat istiadat masih sangat tinggi. Ini yang harus kita rawat bersama,” tambahnya.
Acara turut dihadiri tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat, serta unsur keamanan dari Polri dan TNI, yang ikut memastikan rangkaian kegiatan berjalan tertib.
Pemerintah Desa Sirnabaya menegaskan, tradisi Ngunjung dan Buang Layon akan terus dijadikan agenda tahunan, sekaligus diproyeksikan sebagai daya tarik wisata budaya.
Rangkaian Ngunjung berlangsung sejak 23 Oktober hingga 04 November 2025, dan ditutup dengan prosesi sakral ini.
“Semoga membawa berkah, keselamatan, dan kemakmuran bagi seluruh masyarakat Sirnabaya di tahun mendatang,” pungkas Kuwu Rawin.
Editor : Rebecca