Kisah Hafid, Lulusan Kedokteran UI dan Spesialis THT di Singapura Memilih Tinggal di Kolong Jembatan

Dia melanjutkan, keputusan tinggal di kolong jembatan diambil Hafid setelah mengalami tragedi besar dalam hidupnya.
Istrinya yang juga seorang dokter, serta anak semata wayangnya yang merupakan lulusan Jerman, meninggal dunia. Peristiwa ini mengubah hidup Hafid secara drastis.
"Setelah mereka meninggal, saya tinggalkan semuanya. Apotek saya tutup, pekerjaan saya lepas” ujar Hafid.
Sehari-hari, Hafid menjalani rutinitas spiritual. Dari tempat tinggalnya yang berada di bawah jembatan, ia berjalan ke Masjid Kadilangu untuk beribadah, kemudian melanjutkan perjalanan ke makam Sunan Kalijaga.
Sisanya, ia habiskan waktu menyendiri di tempat tinggalnya yang sederhana.
“Sudah sembilan tahun saya tinggal di sini,” tukansya.
Meski masih memiliki keluarga besar dan pondok pesantren di Jember, Hafid mengaku tidak betah berlama-lama di rumah.
“Saya anak tunggal, tapi punya tiga adik angkat yang semuanya sarjana kesehatan. Kadang pulang ke Jember, tapi enggak kerasan, lalu balik ke sini lagi,” ujarnya.
Editor : Miftahudin