Daftar 5 Orang Kaya di Indonesia yang hanya Lulusan SD

JAKARTA, iNews.id - Pendidikan di Indonesia dipandang sangat penting oleh sebagian besar masyarakat dan sering kali dianggap sebagai penentu kesuksesan.
Namun, kenyataannya, pendidikan bukanlah satu-satunya jalan untuk meraih keberhasilan.
Hal ini dibuktikan oleh sejumlah pengusaha sukses yang hanya mengenyam pendidikan hingga tingkat Sekolah Dasar (SD). Meski tanpa latar belakang pendidikan tinggi, mereka mampu membangun kerajaan bisnis yang besar.
H. Bustaman adalah sosok di balik kesuksesan Rumah Makan (RM) Padang Sederhana, yang kini memiliki banyak cabang di seluruh Indonesia bahkan di luar negeri.
Dengan pendidikan hanya sampai SD, Bustaman muda merantau ke Jambi karena dorongan budaya dan keinginan mencari pengalaman. Di sana, ia menjalani berbagai pekerjaan kasar seperti buruh kebun karet, loper koran, pencuci piring, hingga pedagang asongan.
Setelah menikah pada 1968 dan memiliki dua anak, ia pindah ke Jakarta dan tinggal di rumah adik iparnya di kawasan Matraman, Jakarta Pusat. Di ibu kota, ia sempat berjualan rokok dan menjadi pencuci piring di rumah makan. Dari situlah ia mulai membuka usaha warung makan kecil, menyewa tempat seluas 1x1 meter seharga Rp3.000.
Usahanya terus berkembang hingga menjadi perusahaan bernama PT Sederhana Citra Mandiri yang kini menaungi seluruh cabang rumah makan miliknya.
Berbeda dengan pengusaha lainnya, Sanawi bahkan tidak menyelesaikan pendidikan hingga kelas 6 SD. Ia hanya sempat bersekolah hingga kelas 1 dan tidak bisa membaca atau menulis.
Ia memulai karier sebagai buruh ternak, lalu merantau ke Jakarta dan bekerja sebagai tukang cat. Tak menemukan hasil yang memuaskan, ia kembali merantau ke Samarinda dan menjadi buruh bangunan.
Untuk mencukupi kebutuhan, Sanawi mulai menjual es krim keliling. Dari sinilah ia belajar seluk-beluk bisnis dan akhirnya mendirikan usahanya sendiri bernama Vanesa Ice Cream.
Tak berhenti di situ, ia memperluas usahanya ke bidang minimarket, penjualan daging unggas, dan jasa penyewaan kontainer. Kini, ia mempekerjakan lebih dari 700 karyawan dan meraih omzet lebih dari Rp1,5 miliar hanya dari bisnis es krim.
Nama Eka Tjipta Widjaja tentu sudah tidak asing di dunia bisnis. Pendiri grup Sinar Mas ini hanya mengenyam pendidikan hingga SD di Makassar karena keterbatasan ekonomi.
Untuk membantu keluarganya, ia mulai berjualan biskuit dan kembang gula, lalu merambah ke bisnis penjualan tepung terigu, semen, dan barang kebutuhan lainnya saat masa penjajahan Jepang.
Setelah itu, ia mencoba menjadi kontraktor pemakaman. Saat bahan bangunan sulit didapat, ia beralih menjadi pedagang kopra dan terus berkembang hingga membangun kerajaan bisnis besar.
Karena kondisi ekonomi keluarga, Hesti tidak melanjutkan pendidikan formal. Namun, semangat hidupnya membawanya untuk berbisnis bersama sang suami, Tom Liwafa—yang kini dikenal sebagai salah satu "crazy rich" Surabaya.
Mereka memulai dari berjualan barang-barang thrift secara online, yang saat itu masih jarang dilakukan. Lalu Hesti berinovasi menjual sepatu eceran dari toko dan menjadikannya produk unggulan.
Bisnisnya berkembang pesat dan dikenal luas di kalangan reseller. Kini, brand Handmadeshoesby miliknya telah melayani ribuan pengiriman ke seluruh Indonesia dan menghasilkan pendapatan miliaran rupiah setiap tahunnya. Ia juga menjalankan model bisnis B2B (business to business) antar perusahaan.
Pria yang akrab disapa Koh Apung ini telah lama berkecimpung di dunia kuliner. Kemampuannya dalam membaca peluang menjadikannya berhasil membawa cita rasa kuliner Indonesia dikenal di kancah internasional.
Kisah-kisah di atas membuktikan bahwa keterbatasan pendidikan bukanlah penghalang untuk sukses. Dengan kerja keras, tekad kuat, dan semangat pantang menyerah, siapa pun bisa meraih impian mereka.
Editor : Miftahudin