get app
inews
Aa Text
Read Next : Biografi KH Abdul Chalim Leuwimunding: Demi RI Merdeka, Jalan Kaki 14 Hari ke Surabaya Dirikan NU

Sejarah Gedung Perundingan Linggarjati, Dibangun Jasitem, dan Menjadi Bukti Perjuangan Diplomatik RI

Senin, 23 Oktober 2023 | 15:30 WIB
header img
Gedung Perjanjian Linggarjati. Foto: Instagram


CIREBON, iNewsCirebon.id - Sejarah gedung perundingan linggarjati bermula dari sebuah gubuk yang dibangun sejak tahun 1918 oleh seorang wanita bernama Jasitem dan menjadi tempat tinggalnya. Selanjutnya, gubuk tersebut direnovasi hingga menjadi bangunan yang kokoh. Bangunan ini kemudian menjadi saksi sejarah sebuah perundingan yang menentukan nasib bangsa Indonesia

Inilah Gedung Perundingan Linggarjati yang dahulu dijadikan tempat perundingan para wakil Indonesia dan Belanda. Bagaimana sejarahnya? Yuk simak informasi dibawah ini. 

Sejarah Gedung Perundingan Linggarjati

Gedung Perundingan Linggarjati berlokasi di Blok Wage, dusun Tiga, kampung Cipaku, kecamatan Cilimus, kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Gedung ini merupakan gedung bersejarah di Indonesia dan menjadi salah satu warisan budaya nasional yang tinggi nilainya. 

Sesuai dengan visinya kini gedung ini dijadikan sebagai sarana pelestarian nilai sejarah, informasi publikasi, edukasi, dan rekreasi. 

Gedung tua bergaya kolonial Belanda ini sebelum difungsikan sebagai museum sempat mengalami beberapa pergantian fungsi dan kepemilikan.

Pada masa kolonial, gedung tua ini sempat menjadi markas tentara Belanda. Kemudian beralih fungsi lagi menjadi Sekolah Rakyat dan pernah juga menjadi hotel. 

Pasca kemerdekaan Republik Indonesia, gedung ini digunakan sebagai tempat diadakannya Perundingan Linggarjati pada tahun 1946 yang kemudian diresmikan sebagai museum pada tahun 1976, mengingat peran pentingnya dalam usaha menciptakan kemerdekaan Indonesia. 

Bernama lengkap Museum Gedung Perundingan Linggarjati, museum ini menjadi saksi perjuangan diplomatik yang dilakukan oleh para pendiri bangsa. 

Sutan Syahrir selaku ketua, Soesanto, Tirtoprodjo, Mr. Mohammad Roem, dan Dr. A. K Gani. Para delegasi Indonesia ini berunding dengan delegasi dari Belanda, yaitu Prof. Mr. Schermerhorn, Dr. F. De Boer, Mr. Van Poll, Dr. Van Mook, dan diplomat Inggris Lord Killearn sebagai mediator.

Berdasarkan sejarah, perundingan Linggarjati diadakan pada 10-12 November 1946. 

Di mana hasil dari perundingan ini menghasilkan naskah persetujuan Linggarjati atau lebih dikenal dengan Perjanjian Linggarjati yang disepakati di Jakarta pada 15 November 1946.

Ketika memasuki gedung museum, para pengunjung akan dibawa melihat sejarah perundingan para pendiri bangsa demi mencapai kemerdekaan. 

Mulai dari meja perundingan, berbagai dokumentasi berupa foto, diorama, benda-benda peninggalan, hingga hasil naskah perjanjian Linggarjati bisa disaksikan dari dekat di museum ini.

Pada bagian belakang gedung terdapat halaman yang luas dengan pepohonan yang rindang dan tangga menuju ke bawah. Pada area ini terdapat sebuah monumen yang bertuliskan isi pokok dari hasil perundingan Linggarjati. Tak hanya itu, di atas monumen terdapat baru hitam dengan ukiran lima pilar masyarakat Indonesia. 

Kelima pilar tersebut antara lain, petani, pemuka agama, wanita, tentara, dan pemuda yang saling berangkulan. Hal ini melambangkan wujud kekuatan utama bangsa Indonesia yang teguh membela kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi dan golongan.

Demikianlah sejarah gedung perundingan Linggarjati yang mengandung makna luar biasa para pejuang bangsa meraih kemerdekaan Republik Indonesia. 
 

Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut