CIREBON, CirebonINews - Sejarah terbentuknya band Dewa 19 bermula pada tahun 1986 di Surabaya, Indonesia. Dewa 19 band legendaris memiliki sejarah yang panjang dan penuh dengan perjuangan untuk bisa terkenal sampai saat ini. Karya karyanya yang selalu menjadi populer pada saat itu, menjadikan band ini salat satu grup band yang memiliki banyak prestasi.
Sejarah Terbentuknya Band Dewa 19
Dewa 19 dibentuk oleh 4 orang siswa SMP Negeri 9 Surabaya pada tahun 1985 yang dulunya bernama “Booster”. Kemudian nama Booster diganti menjadi Dewa.
Nama Dewa sendiri merupakan akronim nama dari masing masing anggota Dhani Ahmad (kibor, vokal), Erwin Prasetya (bas), Wawan (drum), dan Andra Junaidi (gitar) mereka berempat memiliki studio tempat berlatih di rumah Wawan di Jalan Dharmawangsa Dalam Selatan No. 7, yang terletak di komplek Universitas Airlangga.
Dewa yang awalnya menghadirkan musik yang lebih pop yang kemudian setelah Erwin memperkenalkan musik Jaz kedalam grup band Dewa 19, akhirnya berubah haluan menyajikan musik dengan genre Jaz.
Wawan anggota Dewa 19 yang menjadi penggemar berat musik rock kemudian memutuskan keluar pada tahun 1987 dan pada saait itu Wawan bergabung dengan Outsider yang beranggotakan Ari Lasso dan Piyu.
Setelah itu, Wawan digantikan Ari Sudono, Rizky Noviar, dan selanjutnya Salman Harroen. Nama Dewa pun diubah menjadi Down Beat yang diambil dari nama majalah jazz Amerika.
Istilah Down Beat memang sudah terkenal di wilayah Jawa Timur dan sekitarnya saat itu, apalagi setelah sukses mendominasi panggung festival. Misalnya juara pertama Festival Band SMA 1990, Festival Jazz Remaja Jawa Timur, atau juara kedua Jarum Super Music Fiesta.
Wawan kembali diminta membangkitkan Dewa dengan mengundang Ari Lasso saat nama Slank sedang ramai ramainya diperbincangkan. Nama Dewa sekali lagi digunakan sebagai pengganti nama Down Beat.
Dewa hadir kali ini, menggabungkan berbagai genre musik menjadi satu pop, rock, bahkan jazz menciptakan alternatif baru bagi lanskap musik Indonesia saat itu.
Pada saat itu ada teman yang Menanyakan ide tersebut, dan salah satu teman sekelas Wawan bernama Harun menawarkan investasi Rp 10 juta untuk membantu teman-temannya menghasilkan master rekaman. Meski punya uang sedikit, mereka terpaksa pindah ke Jakarta karena tak ada studio musik di Surabaya yang bagus.
Saat di Jakarta, Dewa selesai membuat album debut mereka. Setelah itu, Andra, Ari, Erwin, dan Wawan kembali ke Surabaya, namun Dhani tetap tinggal di Jakarta untuk mencari perusahaan rekaman yang siap merilis mereka.
Pada saat itu Team Records mangambil Project album Master rekaman milik Dewa, Setelah sukses meluncurkan KLa Project, Jan Djuhana dari Team Records.
Dewa merilis album debutnya pada tahun 1992 dengan nama 19, mencerminkan rata-rata usia timnya saat itu, yaitu 19 tahun. Sejak itu, terjadi kesalahpahaman di kalangan penggemar karena band ini dikenal dengan nama "Dewa 19" sebagai judul sampul album itu ditambah dengan nama "Dewa".
Tanpa diduga, album debut mereka melejit dan sukses secara komersial, sehingga memaksa Team Records yang masih di taraf label sederhana meminta Aquarius Musikindo mengambil alih produksi album tersebut.
Single “Kangen” dan “We’re Not in Love Anymore” yang berasal dari album ini sukses memikat hati para pecinta musik Tanah Air. Pandawa Lima, adalah album keempat Dewa 19, diterbitkan pada tahun 1997 dan menampilkan penyanyi vokal Ari Lasso, gitar Andra Junaidi, bass Erwin Prasetya, keyboard Ahmad Dhani, dan drum Wong Aksan.
Pada ajang penghargaan Musik Indonesia tahun 1997, Dewa 19 sukses menyabet enam penghargaan dengan album ini, antara lain "Lagu Alternatif Terbaik", "Lagu Umum Terbaik", "Grup Alternatif Terbaik", "Album Rhythm & Blues Terbaik", dan "Album Rhythm & Blues Terbaik" Sampul Album Terbaik."
Once Mekel yang pertama kali bertemu Dhani pada tahun 1997 kemudian terpilih menggantikan Ari Lasso sebagai vokalis Dewa 19. Sebelumnya, Once, Dhani, dan Andra pernah bekerja sama untuk merekam soundtrack film Kuldesak.
Selain itu, ia mengundang temannya Tyo Nugros untuk bergabung dengan Dewa 19 dan mengambil alih posisi drummer yang kosong
Setelah begitu lama menjalani vakum dari dunia musik Indonesia, pada tanggal 30 April 2000, Dewa kembali hadir di dunia musik dengan formasi baru: Ahmad Dhani (kibor), Andra Junaidi (gitar), Once Mekel (vokalis), Erwin Prasetya (pemetik bas tambahan) dan Tyo Nugros (penabuh drum).Kali ini, Dewa 19 hadir dengan nama Dewa.
"Roman Picisan" Singel pertama Dewa dengan vokalis barunya Once Mekel. Singel lagu ini kembali membawa nama Dewa menuju kesuksesan setelah beberapa tahun sebelumnya vakum akibat berbagai masalah.
Lagu ini berhasil meraih penghargaan "Lagu Terbaik" di AMI Awards tahun 2000. Pada tahun 2000, album kelima Dewa, yang bernama Bintang Lima, berhasil dirilis.
Enam dari sebelas lagu dalam album tersebut menjadi semakin populer karena disukai oleh kalangan anak muda di seluruh tanah air. Di stasiun-stasiun radio terbaik di Indonesia, lagu-lagu seperti "Roman Picisan", "Dua Sejoli", "Trisale Hati", "Separuh Nafas", "Cemburu", dan "Lagu Cinta" rutin di-request. Dewa mengunjungi 36 kota untuk menyebarkan tentang lagi lagu yang sudah mereka buat, dan memperkenalkan lineup baru mereka.
Album keenam Cintailah Cinta dirilis pada tanggal 5 April 2002. Album ini pada awalnya hendak diberi judul oleh Dewa 19 adalah Indera Ke-Enam, namun karena Dewa 19 minat pendengar serta pertimbangan pasar, pihak label menggantinya nama albumnya menjadi Cintailah Cinta.
1 Juli 2002 Erwin Prasetya dikeluarkan oleh manajemen Dewa 19 secara permanen. Ia kemudian digantikan oleh Yuke Sampurna, yang merupakan mantan pemetik bas The Groove.
Kerajaan Cinta kompilasi yang dikeluarkan Dewa pada tahun 2007, akhirnya menjadi album terakhir grup tersebut. Dua lagu anyar “Dewi" dan "Mati Aku Mati" dapat ditemukan di album ini; selebihnya merupakan versi remix dari lagu-lagu lawas Dewa dan lagu-lagu dari album Republik Cinta.
Tyo Nugros salah satu staf Dewa 19 memutuskan untuk berhenti setelah sebelumnya rehat dari aktivitas Dewa karena merasa tidak nyaman di kakinya sehingga membuatnya tidak bisa bermain drum untuk sementara waktu. Agung Yudha kemudian ditugaskan untuk bermain drum menggantikan Tyo Nugros.
Dewa 19 kembali menggelar acara konser besar-besaran di lima kota di Malaysia, yaitu: Kota Kinabalu, Kuching, Johor Bahru, Penang dan Kuala Lumpur selama bulan Desember 2007.
Dewa kemudian menggelar konser di Stadion Negara, Kuala Lumpur. Dewa 19 mulai hiatus karena kesibukan masing-masing member dengan side project masing-masing.
Andra Junaidi membentuk band Andra & The Backbone pada tahun 2006, bersama Stevie Item dan Dedy Lisan. Ahmad Dhani mulai mengembangkan kepengurusan Dewa 19 menjadi Republic Cinta Management yang sukses melejitkan karir sejumlah penyanyi ternama seperti Dewi Dewi, Mulan Jameela, dan The Virgin. Dhani kemudian juga membentuk grup musik The Rock dan menjadi vokalisnya.
Once Mekel yang pada saat itu menjadi vokalisnya juga sibuk untuk mengembangkan kariernya sebagai penyanyi solo dengan merekam singel "Ku Cinta Kau Apa Adanya" pada tahun 2007. Namun pada tahun 2009, Yuke Sampurna mengikut jejak rekan-rekannya dengan membuat grup band Number One dan The Chemistry.
Akibat kesibukan dari masing-masing anggota Grup Band Dewa 19 pengerjaan album ke sepuluh Dewa belum sempat terselesaikan.
Dewa 19 sempat kembali mengisi panggung musik dengan merilis singel, yaitu "Perempuan Paling Cantik di Negeriku Indonesia" (2008) dan "Bukan Cinta Manusia Biasa" (2009). Kedua lagu tersebut dimuat dalam album kompilasi artis-artis Republik Cinta Management.
Awal tahun 2011, Once akhirnya mengambil keputusan untuk meninggalkan perannya sebagai vokalis utama Dewa 19 untuk berkonsentrasi pada karir menyanyi solonya.
Alasan utama hiatusnya Dewa 19 adalah pengunduran diri Once. Kemudian, setelah berbincang dengan Once Again, Ahmad Dhani memutuskan untuk membentuk band nostalgia.
Menghadirkan kembali Ari Lasso sebagai vokalis utama Dewa 19 merupakan tujuan awal Ahmad Dhani untuk membangkitkan kembali band dari hibernasi yang berkepanjangan dan membuat mereka kembali memenuhi studio musik Indonesia.
Demi bergabung dengan band tersebut, Ahmad Dhani membuat Ari Lasso yang disebut-sebut sebagai vokalis asli Dewa 19 diminta untuk meninggalkan label Rekamanya dari perusahaan rekamannya.
Dewa 19 tampil di acara reuni pada 2 Februari di Kuala Lumpur, Malaysia. Ahmad Dhani tidak dapat berpartisipasi karena putusan bersalah pada kasusnya sehingga anak ketiganya, Dul Jaelani, mengambil alih menggantikannya.
Erwin Prasetya, pendiri asli band ini, meninggal dunia pada 2 Mei 2020 akibat pendarahan di lambung. Jenazahnya dikebumikan di Surabaya.
Yang terbaru Band Dewa 19 akan kembali konser dengan vokalisnya Virzha pada 25 oktober mendatang.
Nah, itu dia sejarah terbentuknya band Dewa 19 yang memiliki proses yang begitu panjang, sehingga bisa dikenal sampai saat ini.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta