JAKARTA, iNews.id - Sejak minyak goreng menjadi satu harga dijual Rp14.000 per liter menjadi fenomena tersendiri di tengah masyarakat. Banyak masyarakat yang panic buying hingga tak sedikit ritel modern kehabisan stok minyak goreng subsidi ini.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan mengatakan, fenomena tersebut sudah biasa terjadi. Di mana ada barang murah di ritel modern, masyarakat "kalap" membeli seolah besok barang tak ada lagi.
"Padahal arus suplai kan normal. Tapi masyarakat menyerbu seolah-olah besok nggak ada barang," kata Oke saat berdialog di acara televisi swasta, dikutip Sabtu (22/1/2022).
Dia menjelaskan, jika barang di ritel modern habis, bukan berarti ketersediaan minyak goreng yang di disediakan Pemerintah itu habis. Padahal, distribusi di ritel modern memang dibatasi untuk menjaga pemerataan kebutuhan minyak goreng pada masyarakat.
"Ritel modern dua jam habis, terus masyarakat mengira minyak goreng nggak ada lagi. Karena jalur normal seperti itu di ritel modern. Walaupun kita tambah kapasitas, tapi jalur distribusi normal di ritel modern itu ya terbatas seperti itu," terang Oke.
Dia menegaskan, minyak goreng satu harga yang disediakan Pemerintah akan tersedia sampai enam bulan ke depan. Sehingga masyarakat tak perlu khawatir keesokan harinya tidak punya minyak goreng.
"Subsidi ini kan sampai enam bulan. Tapi yang sekarang ini dipeributkan itu dalam satu minggu pertama. Saat ini pun, karena komunikasi yang transparan kepada masyarakat, masyarakat jadi tahu dan langsung berbondong-bondong ke ritel modern," ujar Oke.
"Kesempatan memperoleh minyak goreng satu harga ini masih panjang, masih sangat terbuka untuk rumah tangga dan pelaku usaha kecil dan mikro (UKM)," tandasnya.
Editor : Miftahudin