Para ilmuwan telah mencoba memanfaatkan kekuatan fusi nuklir - proses di mana bintang-bintang terbakar - selama lebih dari 70 tahun.
Dengan menggabungkan atom hidrogen untuk membuat helium di bawah tekanan dan suhu yang sangat tinggi, apa yang disebut bintang deret utama mampu mengubah materi menjadi cahaya dan panas, menghasilkan energi dalam jumlah besar tanpa menghasilkan gas rumah kaca atau limbah radioaktif tahan lama. Tetapi mereplikasi kondisi yang ditemukan di dalam hati bintang bukanlah tugas yang mudah.
Desain paling umum untuk reaktor fusi, tokamak, bekerja dengan memanaskan plasma (salah satu dari empat keadaan materi, yang terdiri atas ion positif dan elektron bebas bermuatan negatif) sebelum menjebaknya di dalam ruang reaktor berbentuk donat dengan medan magnet yang kuat.
Kendati demikian, menjaga gulungan plasma yang bergolak dan super panas di tempatnya cukup lama untuk terjadinya fusi nuklir, telah menjadi proses yang melelahkan. Ilmuwan Soviet Natan Yavlinsky merancang tokamak pertama pada 1958, tetapi tidak ada yang pernah berhasil membuat reaktor eksperimental yang mampu mengeluarkan lebih banyak energi daripada yang dibutuhkan.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta