Pada saat itu sebagian besar pamong pradja terdiri dari priayi, menak, kaum ningrat yang kebanyakan berafiliasi ke Partai Nasional Indonesia (PNI).
Oleh karenanya demi mengambil hati para pegawai, Soekiman memutuskan untuk memberikan tunjangan di akhir bulan puasa dengan harapan mereka akan mendukung kabinet yang dipimpinnya.
"Nah, sejak itulah THR jadi anggaran rutin di pemerintahan bahkan sekarang kalau ada perusahaan yang mangkir tak bayar THR karyawannya bisa kena tegur pemerintah, bahkan kena penalti," ujar Hakam.
Seiring waktu, pemberian THR pun akhirnya dapat merata, tidak hanya PNS saja yang mendapatkannya.
Kini bentuk THR tak melulu soal uang. Ada yang menggantinya dengan makanan, bahan-bahan pokok, hingga barang-barang lainnya yang masa kini disebut sebagai hampers .
Begitulah asal muasal dan sejarah THR yang paling dinanti saat lebaran di Indonesia dan membawa kebahagiaan tersendiri bagi yang menerimanya.
Editor : Miftahudin