get app
inews
Aa Read Next : Inilah PNS dengan Gaji Tertinggi di Indonesia, Take Home Pay Capai Ratusan Juta Rupiah per Bulan

Asal Muasal dan Sejarah THR yang Paling Dinanti saat Lebaran di Indonesia

Minggu, 09 April 2023 | 08:13 WIB
header img
Asal muasal dan sejarah adanya THR. Foto: ilustrasi/iNews.id

JAKARTA, iNewsCirebon.id - Beginilah asal muasal dan sejarah adanya Tunjangan Hari Raya (THR) di Indonesia. THR salah satu hal yang paling dinantikan dan telah melekat sebagai tradisi saat lebaran selain mudik.

THR merupakan suatu yang menggembirakan khususnya bagi karyawan setelah mereka satu tahun bekerja. 

Lalu, bagaimana asal muasal dan sejarah adanya THR? Berikut ulasannya melansir dari Sindonews, Minggu (9/4/2023).

Berdasarkan pernyataan Lembaga Ilmu Penelitian Indonesia (LIPI), istilah THR muncul pada era Kabinet Perdana Menteri Soekiman Wirjosandjojo dari Partai Masyumi sekitar tahun 1950-an.

Saat itu, THR merupakan salah satu program pemerintah sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan aparatur sipil negara yang dulunya dikenal dengan sebutan pamong pradja.

Menurut Saiful Hakam, peneliti muda LIPI, kabinet Soekiman membayarkan tunjangan kepada pegawai di akhir Ramadhan sebesar Rp125 (sekarang setara dengan Rp1,1 juta) hingga Rp200 (sekarang setara dengan Rp1,75 juta).

"Bukan hanya itu, mula-mula kabinet ini juga memberikan tunjangan beras setiap bulannya," terangnya dikutip dari situs resmi LIPI. 

Pada eranya, pemberian THR ini menuai pro dan kontra karena THR hanya diberikan kepada para PNS (Pegawai Negeri Sipil). Sementara kaum buruh tidak mendapatkan tunjangan tersebut.

Lantaran hal itu, maka pada 13 Februari 1952 dilakukanlah aksi mogok kerja sebagai bentuk protes mereka agar pemerintah juga memberikan tunjangan kepada kaum buruh.

Sayangnya, aksi tersebut gagal setelah dibungkam oleh tentara yang diturunkan pemerintah. 

Pada saat itu sebagian besar pamong pradja terdiri dari priayi, menak, kaum ningrat yang kebanyakan berafiliasi ke Partai Nasional Indonesia (PNI).

Oleh karenanya demi mengambil hati para pegawai, Soekiman memutuskan untuk memberikan tunjangan di akhir bulan puasa dengan harapan mereka akan mendukung kabinet yang dipimpinnya.

"Nah, sejak itulah THR jadi anggaran rutin di pemerintahan bahkan sekarang kalau ada perusahaan yang mangkir tak bayar THR karyawannya bisa kena tegur pemerintah, bahkan kena penalti," ujar Hakam.

Seiring waktu, pemberian THR pun akhirnya dapat merata, tidak hanya PNS saja yang mendapatkannya.

Kini bentuk THR tak melulu soal uang. Ada yang menggantinya dengan makanan, bahan-bahan pokok, hingga barang-barang lainnya yang masa kini disebut sebagai hampers .

Begitulah asal muasal dan sejarah THR yang paling dinanti saat lebaran di Indonesia dan membawa kebahagiaan tersendiri bagi yang menerimanya.

Editor : Miftahudin

Follow Berita iNews Cirebon di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut