JAKARTA,iNewsCirebon.id - Berikut beberapa negara yang sering berganti kepala pemerintahan, Ketidakstabilan politik bisa memicu pergantian pemerintahan meski belum selesai masa jabatan normalnya. Ini terjadi di beberapa negara, bahkan kepala pemerintahan bisa berganti beberapa kali dalam satu periode normal.
Berikut beberapa negara yang sering berganti kepala pemerintahan dirangkum dari MNC Portal Indonesia, Jumat (4/11/2022).
1. Malaysia
Dalam kurun waktu 2 tahun, Malaysia telah berganti 2 perdana menteri. Dimulai dari Mahathir Mohamad setelah koalisinya, Pakatan Harapan, memenangkan pemilu ke-14 pada 2018. Saat itu Malaysia sedang heboh dengan skandal nega korupsi yang menjerat Najib Razak.
Namun pada 2020, Mahathir mundur dari jabatannya setelah mengalami konflik internal dengan rekan koalisi Anwar Ibrahim. Selain itu beberapa partai meninggalkan koalisi sehingga Pakatan Harapan tak mendapat dukungan mayoritas lagi di parlemen Majelis Rakyat.
Mahathir menyerahkan surat pengunduran diri pada 24 Februari 2020 kepada Raja Malaysia, Yang di-Pertuan Agong Al Sultan Abdullah Ri’ayatuddin Al Mustafa Billah Shah.
Posisi PM kemudian berpindah kepada Muhyiddin Yassin yang menjabat sejak 1 Maret 2020 sampai 16 Agustus 2021. Muhyiddin kemudian lengser setelah dukungannya berkurang. Setelah itu Ismail Sabri Yakoob didapuk menjadi PM Malaysia, 5 hari usai mundurnya Muhyiddin.
Malaysia akan menggelar pemilu lagi pada 19 November mendatang, peluang Ismail Sabri untuk mempertahankan jabatannya tetap besar. Pemilu ini pun sebenarnya dipercepat dari jadwal seharusnya pada 2023. Ismail memutuskan membubarkan parlemen pada bulan lalu yang membuka jalan digelarnya pemilu. Desakan muncul setelah bebrapa politisi penting di koalisi terjerat korupsi.
Mahathir tak ingin begitu saja membiarkan kepemimpinan jatuh ke UMNO. Dia kembali menjajaki kerja sama dengan Anwar Ibrahim untuk bersatu di pemilu mendatang.
2. Israel
Israel juga termasuk negara dengan kondisi politik yang tidak stabil. Dalam 5 tahun terakhir, negara Yahudi itu menggelar enam kali pemilu, termasuk yang terbaru pada Selasa kemarin.
Sejak 2021, Israel berganti dua perdana menteri. Setelah kekalahan kelompok sayap kanan yang dipimpin Benjamin Netanyahu, Naftali Bennet mengambil alih nakhoda pemerintahan.
Netanyahu tersingkir salah satunya karena menghadapi skandal korupsi. Itu juga mengakhiri kepemimpinannya selama 12 tahun, menjadikannya sebagai PM terlama yang pernah menjabat di Israel.
Partai Netanyahu, Likud, sebenarnya beberapa kali memenangkan pemilu, namun nahasnya dia gagal membentuk pemerintahan karena tak bisa meyakinkan partai lain untuk berkoalisi.
Posisi PM dipegang Naftali Bennett selaku pemilimpin Partai Yamina pada 13 Juni 2021 hingga 30 Juni 2022. Sebelumnya, dia sudah mengatakan kepada anggota parlemen Yamina tidak akan mencalonkan diri dalam pemilu.
Bennett bahkan berucap ingin mundur dari panggung politik. dia lengser, posisi PM diisi Yair Lapid, yakni terhitung mulai 1 Juli 2022.
Israel menggelar pemilu pada Selasa lalu, hasil sementara menunjukkan partai Likud Netanyahu unggul. Namun belum tentu dia bisa membentuk pemerintahan karena masih membutuhkan sekitar 30 suara untuk menguasai Knesset.
3. Inggris
Inggris juga masuk daftar negara dengan kondisi politik yang tak stabil. Dalam 3 tahun terakhir, Inggris sudah tiga kali berganti perdana menteri. Awalnya Boris Johnson menggantikan Theresa May yang mundur pada 7 Juni 2019 terkait masalah seputar Brexit.
Johnson berhasil memenangkan pemilihan di Partai Konservatif. Namun setelah berkuasa sekitar 3 tahun, Johnson terpaksa mundur terkait skandal pesta saat pembatasan Covid-19 di Inggris.
Editor : Miftahudin