SIDNEY, iNewsCirebon.id - Fakta mengejutkan datang dari seorang peneliti asal Australia, ia mengungkapkan fakta mengenai bergeraknya tubuh mayat, walau sudah dikubur selama satu tahun lebih.
Riset itu dilakukannya sejak tahun 2019 dan mengungkap bahwa manusia yang mati akan bergerak kembali di dalam kubur.
Seperti dilansir dari ABC News, bergeraknya mayat tersebut dikarenakan terjadi dekomposisi selang beberapa menit setelah seseorang meninggal dunia.
Jika seseorang meninggal dunia maka metabolisme tubuh akan berhenti, jantung berhenti berdetak, sel-sel dalam tubuh mulai kekurangan oksigen.
Enzim mulai merusak membran sel dan kemudian menyebabkan kebocoran akibat sel yang pecah.
Proses ini biasanya berawal dari hati yang kaya akan enzim kemudian otak dengan kandungan air tinggi.
Pada akhirnya, semua jaringan dan organ lain mulai tak berfungsi. Sel darah yang rusak mulai keluar dari membran pembuluh darah yang pecah.
Akibat efek gravitasi, sel darah yang telah rusak itu menetap di kapiler dan pembuluh darah kecil, menyebabkan warna kulit sang mayat berubah.
Suhu tubuh mengalami penurunan kemudian terjadi rigor mortis (kaku mayat) pada kelopak mata, otot rahang, leher, sebelum akhirnya mencapai anggota tubuh lainnya. Otot dan persendian juga menjadi kaku.
Peneliti mempelajari proses dekomposisi dalam tubuh mayat yang meninggal dunia merupakan faktor alami.
Mereka menemukan bahwa tubuh mayat masih bisa bergerak, tanpa adanya “bantuan” bahkan mengubah posisinya di dalam kubur.
Penemuan ini menyumbangkan keilmuan baru bagi dunia forensik. Banyak ahli forensik berpikir, ketika mereka menemukan mayat dalam posisi tubuh tertentu maka akan disimpulkan jika mayat tersebut memang meninggal dalam posisi tubuh seperti saat ditemukan.
Penelitian ini menemukan bahwa tubuh mayat masih bisa bergerak secara signifikan, walau sudah meninggal satu tahun lamanya.
Dalam penelitian ini menggunakan tubuh seorang mayat pria yang meninggal akibat faktor alami.
Dengan alat perekam nampak perubahan yang terjadi saat mayat sedang mengalami proses dekomposisi.
Penelitian yang dipimpin oleh Alyson Wilson dari Central Queensland University, Australia ini memastikan, tidak ada binatang yang menyentuh tubuh mayat. Sehingga dipastikan tidak ada pergerakan mayat akibat binatang yang mencoba memakannya.
Tim peneliti terus mengambil foto dari proses dekomposisi selama lebih dari 17 bulan dan menemukan bahwa sisa-sisa tubuh mayat masih bisa bergerak dengan sendirinya.
Pada awal penelitian, para peneliti meletakkan tangan mayat di sebelah tubuhnya. Namun, setelah 17 bulan kemudian, tangan mayat bergeser ke sisi lainnya.
Wilson menegaskan pergerakan tubuh dari mayat ini merupakan dampak dari proses dekomposisi saat tubuh mayat menjadi mumi dan ligamen tubuh mengering.
Editor : Miftahudin