8 Peninggalan Keraton Kasepuhan Cirebon, Ada Sumur Zamzam yang Penuh Misteri

KOTA CIREBON, iNewsCirebon.id - Membahas Keraton Kasepuhan Cirebon memang tak ada habisnya, begitu banyak peninggalannya yang masih terawat baik hingga saat ini bahkan masih dihargai oleh warga yang berkunjung.
Keraton Kasepuhan terletak di Kota Cirebon, tepatnya Kelurahan Lemahwungkuk, Kecamatan Lemahwungkuk merupakan peninggalan bersejarah yang berdiri pada abad ke-15 hingga abad ke-17.
Keraton ini merupakan kerajaan Islam di Pulau Jawa yang didirikan oleh Raden Walangsungsang atau Pangeran Cakrabuana.
Keraton Kasepuhan awalnya bernama Keraton Pakungwati, sebutan itu menggunakan nama Ratu Dewi Pakungwati binti Pangeran Cakrabuana yang menikah dengan Sunan Gunung Jati.
Dilansir dari iNews.id, berikut jejak sejarah Keraton Kasepuhan Cirebon yang masih ada hingga kini?
1. Bangunan Keraton Kasepuhan
Posisi dari bangunan Keraton Kasepuhan menghadap ke arah utara dan berdekatan dengan Masjid Sang Cipta Rasa.
Sejarah Keraton Kasepuhan berkaitan dengan runtuhnya kerajaan Cirebon pada masa pemerintahan Panembahan Ratu II atau Pangeran Rasmi yang diasingkan karena diduga bersekongkol dengan Banten untuk menjatuhkan kekuasaannya di Mataram.
2. Masjid Sang Cipta Rasa
Masjid yang dibangun pada tahun 1840 merupakan masjid tertua yang ada di Cirebon.
Konon masjid ini dibangun oleh 500 orang yang didatangkan dari Majapahit, Demak, dan Cirebon.
Terdapat dua sumur wudhu dalam bangunan masjid ini dan pernah digunakan bersuci para Wali Songo.
Air yang mengalir dari sumur ini dipercaya dapat mengobati berbagai macam penyakit dan memudahkan rezeki bagi orang yang meminumnya.
Air sumur ini tidak kalah murni dari air zamzam yang berada di Masjidil Haram. Pada hari keagamaan terutama Ramadan, sumur ini ramai didatangi warga.
3. Patung Macan Putih
Terdapat dua patung macan putih yang merupakan peninggalan Kesultanan Cirebon.
Patung Macan Putih ini merupakan lambang keluarga besar kerajaan Pajajaran yang merupakan keturunan Maharaja Prabu Siliwangi.
4. Kereta Singa Barong Kasepuhan
Kereta Singa Barong Kasepuhan dibuat pada tahun 1549 merupakan hasil buah tangan Panembahan Losari yaitu cucu Sunan Gunung Jati.
Kereta ini berbentuk belalai gajah yang melambangkan persahabatan Kesultanan Cirebon dengan negara India, dan yang berkepala naga melambangkan persahabatan dengan Tiongkok, serta yang bersayap dan berbadan Buroq melambangkan persahabatan dengan negara Mesir.
5. Gamelan Degung
Gamelan degung merupakan persembahan dari Ki Gede Kawungcaang Banten tahun 1426 Masehi.
Gamelan degung ini duplikat dari Degung Pusaka Pajajaran yang ada hubungannya dengan Dewi Kawunganten binti Ki Gede Kawungcaang yang merupakan istri Sunan Gunung Jati.
6. Bende (bel) Bergawang
Dahulu bende digunakan sebagai tanda pembukaan pelantikan bertahtanya Syekh Syarif Hidayatullah, diangkat Sultan Auliya Negara Cirebon oleh Dewan Waliyullah 9 (Sembilan). Daerah kekuasaannya meliputi daerah Indramayu, Kuningan, dan Majalengka pada tahun 1495 Masehi.
7. Gamelan Laras Slendro
Dengan nama lain Sike Tuyung berisi seperangkat bersama wayang purwanya. Seperangkat gamelan ini merupakan peninggalan Sultan ke IV pada tahun 1748 Masehi.
8. Gamelan Sekaten
Gamelan Sekaten merupakan persembahan Sultan Trenggono Demak ke III, karena Ratu Mas Nyawa Demak menikah dengan Pangeran Bratakalana tahun 1495 Masehi pada zaman Waliyullah 9 (sembilan).
Gamelan sekaten digunakan sebagai alat propaganda untuk memikat orang-orang Hindu diajak masuk Islam.
Itulah 8 peninggalan Keraton Kasepuhan dari begitu banyaknya deretan peninggalan lain yang masih terawat hingga kini dan menyimpan sejarah panjang tentang perjalanan Keraton Kasepuhan dari masa ke masa.
Editor : Miftahudin