Kerongkongan Lesti Kejora Bergeser, Diduga Akibat KDRT

Menurut laman Mayo Clinic, dikutip Sabtu (1/10/2022), ada beberapa gejala yang bisa saja muncul ketika seseorang alami Cervical Spondylosis, antara lain:
1. Kesemutan di area leher, mati rasa, pun tangan atau kaki terasa lemah untuk digerakkan.
2. Susah berjalan atau sulit menyeimbangkan tubuh.
3. Kehilangan kontrol kandung kemih atau usus.
Selain 3 gejala tersebut, pasien Cervical Spondylosis juga bisa mengalami beberapa kondisi berikut ini:
1. Sakit dan kaku di area leher.
2. Nyeri yang terasa di bagian leher.
3. Kejang otot.
4. Bunyi 'klik' saat menggerakkan leher. 5. Pusing.
6. Sakit kepala.
Sementara itu, jika kondisi Cervical Spondylosis tidak segera tertangani, masalah bisa menjadi lebih serius. Komplikasi berupa gangguan di tulang belakang dan saraf bisa dialami oleh pasien. Karena itu, penanganan medis diperlukan agar kondisi tidak semakin memburuk. Apa yang umumnya dokter lakukan untuk mengatasi masalah ini? Tindakan pertama adalah terapi fisik. Dokter bakal merekomendasikan beberapa gerakan ringan yang mungkin bisa memperbaiki struktur tulang leher. Sangat disarankan, peregangan dilakukan dengan bantuan ahli terapi fisik. Kemudian penanganan lain yang dapat dilakukan adalah memberikan obat oral, seperti obat antiinflamasi. Relaksan otot seperti cyclobenzaprine juga dapat diresepkan dokter untuk mengobati kejang leher.
Editor : Miftahudin