JAKARTA, iNews.id - Tak hanya menjajah, Jepang membentuk banyak organisasi saat di Indonesia pada masa penjajahan. Organisasi yang dibentuk berkaitan dengan semua aspek kehidupan masyarakat, dari mulai politik, ekonomi, sosial budaya hingga militer .
Pembentukan organisasi bertujuan untuk memobilisasi sumber daya alam dan sumber daya manusia koloni Hindia-Belanda (Indonesia) sebagai dukungan kepada Jepang yang sedang terlibat dalam Perang Asia Timur Raya atau disebut Perang Pasifik, Perang Dunia II di wilayah Samudera Pasifik.
Jepang melihat bahwa para pemuda Indonesia secara fisik kuat, bersemangat, pemberani, dan jumlahnya banyak. Karena itu pemuda dimanfaatkan dan dijadikan sasaran utama propaganda bahwa kedatangan Jepang untuk mengubah keadaan masa Belanda yang begitu diskriminatif dan kejam.
Sebelum membentuk organisasi semimiliter dan militer secara resmi, Jepang melatih para pemuda terlebih dahulu dengan pendidikan untuk meningkatkan kedisiplinan, semangat juang, dan jiwa kesatriaan.
Dilansir dari laman Youtube Geogerhana dan berbagai sumber lainya, berikut beberapa organisasi militer bentukan Jepang di Indonesia:
1. Heiho
Heiho merupakan organisasi bentukan Jepang yang beranggotakan prajurit Indonesia untuk memperkuat pertahanan Agkatan Udara, Laut, dan kepolisian. Heiho tidak hanya ditugaskan di Indonesia, tetapi juga di seluruh daerah penduduk Jepang seperti Burna, Vietnam, Singapura, dan Malaya. Kegiatan utamanya adalah membangun pertahanan, menjaga kamp pertahanan, dan membantu tentara Jepang dalam peperangan. Heiho jauh lebih terlatih di medan perang dibanding organisasi-organisasi lainnya. Jumlah anggota Heiho sejak berdiri sampai akhir masa kependudukan Jepang di Indonesia mencapai lebih dari 42.000 orang. Dalam perekturannya juga memiliki syarat yang ketat, antara lain berusia antara 18 sampai 25 tahun, sehat jasmani dan rohani, berkelakuan dan berkepribadian baik, berpendidikan minimal sekolah dasar (Sekolah Rakyat).
2. PETA (Pembela Tanah Air)
Pembela Tanah Air (PETA) merupakan organisasi bentukan Jepang untuk memperkuat Heiho pada 3 Oktober 1943 atas usulan Gatot Mangkupraja kepada Letnan Jenderal Kumakici Harada. Pembentukan PETA didasarkan peraturan Pemerintah Jepang, yaitu Osamu Seinendan Nomor 44. Anggota yang direkrut berasal dari berbagai kalangan masyarakat. Total anggotanya lebih dari 37.000 orang dari Pulau Jawa dan lebih dari 20.000 dari Pulau Sumatera.
Anggota PETA dibolehkan untuk memiliki jabatan dalam kemiliteran, karena PETA menghasilkan alumni yang kemudia menjadi pemimpin-pemimpin berkualitas dari Indonesia, terutama di bidang kemiliteran. Tokoh PETA yang terkenal dan membawa pengaruh besar di Indonesia, yaitu: Jenderal Sudirman, Jenderal Gatot Subroto, Supriyadi, dan Jenderal Ahmad Yani.
Editor : Miftahudin