KOTA CIREBON, iNews.id - Santana Kasultanan Cirebon (SKC) secara resmi mengirimkan surat kepada Walikota Cirebon, Sabtu (23/10/2021). Dalam surat tersebut SKC meminta Pemerintah Kota Cirebon untuk menutup sementara Keraton Kasepuhan, Cirebon.
Sekretaris Buhun keluarga Santana Kasultanan Cirebon, Raden Hamzahiya, mengatakan, surat yang dilakukan pihaknya ini adalah buntut dari berbagai aksi yang dilakukan SKC dalam menyikapi konflik yang terjadi di Keraton Kasepuhan.
"Kami sejak tahun 2020 sudah mulai aktif menyarankan kalau saat ini masalah yang terjadi di Keraton Kasepuhan harus segera diluruskan, bahkan sampai dengan Bulan Agustus 2021 kemarin, kami sempat menyegel Keraton Kasepuhan," ujar Hamzaiya, Minggu (24/10/2021)
Dikatakan Hamzahiya, konflik yang terjadi di Keraton Kasepuhan sebenarnya sudah diprediksi oleh pihaknya, namun sejauh ini Pemerintah Kota Cirebon masih belum merespon apa yang disuarakan SKC.
"Sebelum nya kami pernah mengatakan, kalau yang akan melakukan Djumenengan bisa lebih dari 2 orang, kenyataan sekarang sudah ada 3 yang melakukan Djumenengan, bahkan setelah 3 ini nantinya akan muncul lagi Djumenengan yang kesekian kalinya," katanya.
Hamzahiya juga mengatakan, dinamika yang terjadi saat ini di dalam Keraton Kasepuhan yang tengah tidak kondusif terkait masalah anggaran juga sudah pernah di suarakan pihaknya.
"SK cagar budaya itu dikeluarkan dari Pemerintah Kota Cirebon, Provinsi Jawa Barat dan Kementrian, dari SK itu saja sudah diketahui berapa besaran anggaran untuk pemeliharaan cagar budaya ini, dan kami sudah curiga dari awal kalau ada kejanggalan dalam penggunaan anggaran cagar budaya ini," katanya.
Dengan surat yang diberikan, Hamzahiya berharap, pemerintah mau mendengarkan aspirasi dari SKC karena SKC sebagai wadah dari dzuriyah Sunan Gunung Jati lebih tahu persis kondisi yang terjadi di lapangan seperti apa.
Editor : Miftahudin