Sebagai wali kelas, Bu Mita mengaku telah berupaya menghubungi kedua orang tua Tina. Ayah Tina yang telah menikah kembali sempat berencana datang ke sekolah, namun batal karena kendala kendaraan. Sementara itu, ibu Tina sulit dihubungi dan jarang berada di rumah.
Saat ini, Tina diketahui tinggal bersama kakak laki-lakinya yang masih duduk di bangku kelas 2 SMA. Ia juga kerap mengunjungi ayahnya yang tinggal di rumah sang nenek.
Bu Mita menegaskan bahwa unggahan tersebut tidak dimaksudkan untuk menyudutkan atau menjelekkan pihak orang tua. Ia juga mengaku tidak menyangka video tersebut akan mendapat perhatian luas dari publik.
Menurutnya, video itu diunggah sebagai bentuk keprihatinan atas kondisi yang dialami Tina.
Ia menambahkan bahwa seorang anak tidak memiliki pilihan terkait keluarga tempat ia dilahirkan. Selama dua jam, Bu Mita hanya bisa mendampingi, memeluk, dan menguatkan Tina yang terus menangis.
“Kepedulian dan perhatian adalah kewajiban orang tua, dan anak berhak mendapatkannya. Anak tidak pernah meminta untuk dilahirkan dalam kondisi keluarga seperti apa pun,” tuturnya.
Editor : Rebecca
Artikel Terkait
