MAJALENGKA, iNewsCirebon.id - Situ Cipanten di Desa Gunungkuning, Kecamatan Sindang, Majalengka, kini bukan hanya terkenal karena telaga birunya yang jernih dan suasana alam yang menenangkan. Destinasi favorit yang dikunjungi lebih dari 145 ribu wisatawan per tahun ini juga menjadi satu-satunya wisata ramah difabel di Majalengka, mulai dari aksesibilitas jalur hingga fasilitas pendukung seperti pujasera dan toilet yang dapat diakses kursi roda.
Keunggulan inilah yang mendorong Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Cirebon meluncurkan Program Desa Ekosistem Keuangan Inklusif (EKI) di desa tersebut. Program ini tidak hanya mengembangkan desa wisata ramah difabel, tetapi juga memperkuat literasi dan akses masyarakat terhadap layanan keuangan formal.
Kepala OJK Cirebon Agus Muntholib menegaskan bahwa potensi wisata inklusif di Situ Cipanten harus berjalan seiring dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
" Melalui kolaborasi OJK, Bank Indonesia, Pemkab Majalengka, Pemerintah Desa Gunungkuning, BUMDes Karya Mekar, dan industri keuangan, program ini membantu warga agar lebih bijak mengelola keuangan dan terhindar dari rentenir maupun pinjaman ilegal " ujar Agus, Sabtu (22/11).
BUMDes Karya Mekar yang mengelola Situ Cipanten kini mencatat pendapatan miliaran rupiah setiap tahun, menjadi penyumbang besar PADes dan membuka peluang ekonomi bagi warga sekitar. Dengan tarif wisata yang tetap ramah kantong tiket masuk Rp10.000 dan beragam wahana seperti sepeda gantung, perahu bebek, hingga spot foto underwater Situ Cipanten tetap menjadi pilihan liburan keluarga yang menyenangkan.
Melalui Desa EKI, OJK berharap pengembangan wisata inklusif di Situ Cipanten berjalan berkelanjutan, ekonomi desa tumbuh semakin kuat, dan masyarakat semakin melek keuangan.
Editor : Rebecca
Artikel Terkait
