“Awalnya saya tidak menyangka bisa menjadi wisudawan terbaik. Mungkin karena saya cukup aktif dan memiliki publikasi jurnal. Alhamdulillah, saya sangat bersyukur atas penghargaan ini,” ujarnya, dikutip dari laman Unpad, Selasa (18/10/2025).
Sebagian besar penelitian Dhani berangkat dari pengalaman praktis di lapangan. Salah satunya membahas strategi pemasaran digital untuk meningkatkan brand awareness sebuah kedai kopi di Jatinangor, sementara dua lainnya berfokus pada pengembangan kapasitas SDM BUMDes dan UMKM di Desa Sindangsuka, Sumedang.
Ia menekankan bahwa keberhasilannya tidak lepas dari bimbingan para dosen yang mendorong mahasiswa vokasi untuk menghasilkan karya ilmiah berkualitas.
“Saya beruntung dibimbing dosen hingga proses publikasi. Bahkan, salah satu jurnal merupakan hasil pengembangan dari tugas akhir saya,” jelasnya.
Menurutnya, tantangan terbesar dalam menulis adalah menyusun ide secara runtut dan ilmiah. Kendati demikian, ia berhasil mengatasinya melalui diskusi kelompok, riset mandiri, serta memanfaatkan teknologi untuk memperbaiki gaya penulisan.
Kepada mahasiswa Unpad, Ramadhani berpesan agar tidak takut memulai hal-hal baik dan memanfaatkan setiap kesempatan yang tersedia.
“Banyak peluang besar lahir dari hal-hal kecil, seperti tugas kuliah yang bisa dikembangkan menjadi jurnal,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan pentingnya menjaga keseimbangan selama kuliah. “Ketahui kapan harus beristirahat. Kuliah itu bukan sprint, melainkan marathon yang perlu dijalani dengan stabil,” tutupnya.
Editor : Rebecca
Artikel Terkait
