Dari situ, dokter mulai menduga adanya infeksi cacing parah. Setelah sedikit stabil, Raya dirujuk ke ruang PICU untuk mendapatkan perawatan intensif.
Menurut Irfan, infeksi askariasis bisa terjadi ketika telur cacing tertelan melalui makanan, minuman, atau tangan yang tidak bersih.
Telur tersebut akan menetas di usus, lalu berkembang menjadi larva yang bisa menyebar ke organ-organ tubuh melalui aliran darah, termasuk ke otak—yang bisa menyebabkan hilangnya kesadaran.
Diduga, infeksi ini berkaitan dengan kebiasaan bermain di tanah tanpa alas kaki serta kondisi lingkungan tempat tinggal Raya yang kurang higienis.
Korban diketahui tinggal di rumah panggung sederhana dengan tanah terbuka di bawahnya.
Lebih lanjut, Irfan menyebut ada kemungkinan korban juga mengalami komplikasi tuberkulosis meningitis, mengingat kedua orang tuanya sedang menjalani pengobatan TB paru. “Kemungkinan besar ini kombinasi antara infeksi cacing dan TB,” jelasnya.
Segala upaya medis telah dilakukan, termasuk pemberian obat cacing. Namun karena kondisi pasien yang sudah sangat kritis sejak awal, pengobatan tidak memberikan hasil optimal.
"Kalau boleh saya nilai, pasien sudah dalam kondisi sangat terlambat saat dibawa ke rumah sakit. Raya akhirnya meninggal dunia pada 22 Juli 2025 pukul 14.24 WIB," pungkas dr Irfan.
Editor : Miftahudin
Artikel Terkait