Namun, dalam perjalanan menuju Nanga Mau dan setelah berhenti di SPBU Bujang Beji Sintang, sopir ambulans meminta tambahan uang sebesar Rp1 juta untuk bensin. Karena keluarga tidak memiliki uang, permintaan tersebut diturunkan menjadi Rp500.000.
Oyong mengungkapkan bahwa biaya ambulans sudah dibayarkan kepada kasir RS, namun sopir ambulans tetap bersikukuh. Akibatnya, jenazah cucunya bersama keluarganya turun dari ambulans dan diminta mencari ambulans lain.
Sementara itu, sopir ambulans, Suardi, menjelaskan bahwa sebelum berangkat, dia telah memberi tahu keluarga tentang biaya ambulans yang berbeda karena menggunakan BBM dexlite, bukan berdasarkan peraturan bupati (perbup).
"Saya meminta penggantian selisih biaya tersebut," katanya.
Setelah terjadi perselisihan, Suardi memutuskan untuk menurunkan pasien dengan maksud menggantinya dengan ambulans sesuai standar perbup.
Suardi juga mengakui kesalahannya dan menyatakan kesiapannya untuk menerima konsekuensi apapun. Dia juga menyampaikan permintaan maaf yang tulus kepada keluarga pasien.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta
Artikel Terkait