Kebanyakan Makan Micin bikin Bodoh, Benarkah? Begini Fakta Sebenarnya!

Sazili Mustofa
Ilustrasi micin. Foto: Istimewa

Meski begitu, tidak perlu khawatir berlebihan. Kalau digunakan dengan bijak, penggunaan MSG tidak seburuk itu kok, apalagi sampai membuat anak bodoh.

Belum ada bukti yang menyatakan kalau anak yang makan MSG akan jadi bodoh. Selain itu, Food and Drug Administration (FDA) juga telah mengklasifikasikan MSG ke dalam bumbu masakan yang tergolong aman untuk dikonsumsi.

Peningkatan nafsu makan akibat penambahan MSG sebenarnya bisa berefek baik, apalagi untuk anak-anak yang malas makan. Misalnya nih, jika Si Kecil tidak suka makan sayur, bisa menambahkan sedikit MSG sebagai penguat rasa. Hal tersebut bisa saja memancing selera Si Kecil untuk sering makan sayuran.

Selain MSG buatan, juga bisa memanfaatkan bahan pangan lain yang mengandung MSG alami, seperti keju, tomat, bawang merah, bawang putih, daun bawang, dan kunyit. Dengan begitu, selain menyehatkan, Si Kecil juga bisa mengonsumsi makanan yang lebih bervariasi.

Kesimpulannya, informasi yang bilang kalau MSG bikin anak bodoh itu tidak benar, ya. Anak yang cerdas dan berprestasi tidak ditentukan oleh kebiasaan mengonsumsi MSG, tetapi dipengaruhi oleh beragam faktor, seperti pola makan, pola asuh, pendidikan, dan lingkungan di sekitarnya.

Sejarah micin

Kikunae Ikeda, seorang ahli kimia Jepang, adalah orang yang menciptakan micin. Suatu ketika, Ikeda yang sedang menikmati semangkuk sup rumput laut bertanya-tanya, apa yang membuat dashi, sebuah kaldu standar dalam masakan Jepang, memiliki rasa yang kaya?

Dashi, dalam makanan Jepang, terbuat dari fermentasi rebusan rumput laut dan ikan kering. Kaldu ini sering digunakan oleh koki untuk menambah cita rasa makanan, terutama rasa gurih pada makanan tanpa daging.

Untuk alasan yang sulit dijelaskan, dashi membuat makanan terasa lebih enak. Hal ini memotivasi Ikeda untuk mencari tahu alasannya. Pada tahun 1908, Ikeda mengisolasi substansi utama dashi, yaitu rumput laut Laminaria japonica. Dia kemudian melakukan serangkaian percobaan, termasuk penguapan, untuk mengisolasi senyawa spesifik dalam rumput laut tersebut.

Setelah berhari-hari melakukan penguapan, rumput laut tersebut akhirnya mengkristal. Saat dicicipi, Ikeda mengenali rasa gurih dari dashi. Ia menyebutnya sebagai rasa umami, dari kata "umai" yang berarti lezat.

Penemuan ini merupakan terobosan yang menantang pandangan tradisional tentang rasa dalam kuliner, yang biasanya hanya mengenal empat rasa: asin, pahit, asam, dan manis.

Setelah menemukan rasa kelima, yaitu gurih, Ikeda menentukan rumus molekul kristal yang dihasilkan, yaitu C5H9NO4. Rumus molekul ini sama dengan asam glutamat, sebuah asam amino non-esensial karena tubuh manusia menghasilkan senyawa ini secara alami.

Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network