Mulyono akhirnya setuju untuk bergabung dengan Gojek dan mengajak dua temannya dari pangkalan untuk ikut serta.
Namun, pada saat itu, hanya dua temannya yang tertarik untuk ikut bergabung.
"Saya menjadi pengemudi pertama, dengan nomor registrasi 0001. Saya sendiri tidak menyadari hal ini," tambahnya.
Pada awalnya, seragam pengemudi Gojek belum berwarna hijau seperti sekarang, melainkan masih berwarna abu-abu. Proses pemesanan juga berbeda dengan yang ada sekarang.
Pemesanan dilakukan melalui panggilan telepon, bukan melalui aplikasi, menggunakan ponsel.
Ketika ada pesanan, call center akan menghubungi dan menawarkan pesanan kepada pengemudi, kemudian jika pengemudi setuju, pesanan akan dikirim melalui SMS beserta alamatnya.
Mulyono juga menceritakan bahwa pada masa itu, dia sering menghadapi intimidasi dari tukang ojek pangkalan (opang) dan bahkan pernah menjadi korban penipuan.
"Saya pernah ditipu, bahkan pernah diancam dengan golok. Tetapi, saya menerima kenyataan bahwa jika seseorang ingin merugikan saya, saya tetap akan mencari penghasilan saya tanpa mengganggu orang lain. Saya juga pernah dikejar-kejar oleh opang di daerah Cikarang," ujarnya.
Sejak menjadi pengemudi ojek online pertama, situasi ekonomi keluarga Mulyono menjadi lebih baik.
Dia mampu mendapatkan pendapatan sekitar Rp6 juta hingga Rp7 juta per bulan.
Mulyono juga mengungkapkan bahwa masa kejayaan menjadi pengemudi ojek online berlangsung selama dua tahun, dan menurutnya pekerjaan sebagai pengemudi ojek online sangat fleksibel, memungkinkan untuk istirahat kapan pun diperlukan.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta
Artikel Terkait