Adapun bencana alam yang paling sering terjadi di Jabar, kata Dani, yakni tanah longsor sebanyak sebanyak 1.034 kejadian disusul angin puting beliung 525 kejadian, dan banjir sebanyak 251 kejadian.
Menyusul penetapan status siaga satu bencana alam di Provinsi Jabar tersebut, BPBD Jabar bersama unsur masyarakat pun mulai dikerahkan untuk menanggulangi dampak bencana yang terjadi.
Salah satu unsur masyarakat yang dikerahkan, yakni komunitas Jabar Quick Response (JQR). Mereka akan turut terlibat dan terjun langsung ke lokasi bencana untuk menangulangi dampak bencana alam yang terjadi di berbagai wilayah di Jabar.
"Masyarakat yang tertimpa kemalangan harus segera mendapatkan bantuan," kata Ketua Umum JQR Bambang Trenggono.
Sebagai langkah persiapan, ujar Bambang, tim JQR sudah mendapatkan pelatihan khusus dari Badan SAR nasional (Basarnas).
"Walau telah banyak terjun ke lokasi kebencanaan, tim disaster JQR harus memiliki kemampuan yang tersertifikasi dari Basarnas dan itu bukan hal yang mudah. Butuh proses pembelajaran, baik materi maupun aplikasi di lapangan. Kita ciptakan sumber daya manusia yang profesional dan memadai dalam menghadapi bencana," ujarnya.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta
Artikel Terkait