KOTA CIREBON, iNews.id - Pandemi Covid-19 belum juga usai, kini sejumlah negara di dunia tengah dihebohkan dengan kasus Hepatitis Akut yang menyerang anak-anak di Eropa, Amerika dan Asia.
Pada pertengahan April 2022, Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan Kejadian Luar Biasa (KLB) pada kasus Hepatitis Akut yang belum diketahui penyebabnya.
WHO sendiri pertama kali menerima laporan pada 5 April 2022 dari Inggris Raya. Ada 10 kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya atau Acute Hepatitis of Unknown Aetiology pada anak-anak usia 11 bulan-5 tahun pada periode Januari hingga Maret 2022 di Skotlandia Tengah.
Kisaran kasus terjadi pada anak usia 1 bulan sampai dengan 16 tahun. Tujuh belas anak di antaranya atau 10 persen memerlukan transplantasi hati, dan 1 kasus dilaporkan meninggal.
Terkait hal ini, Kementerian Kesehatan telah meningkatkan kewaspadaan. Terlebih setelah tiga pasien anak yang dirawat di RSUPN Dr Ciptomangunkusumo Jakarta dengan dugaan Hepatitis Akut meninggal dunia dalam kurun waktu yang berbeda dengan rentang dua minggu terakhir hingga 31 April 2022.
Lalu apa saja gejala pada pasien dengan kasus Hepatitis akut tersebut, berikut penjelasan dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Ciayumajakuning, melalui dr. Imam Syakhruddin, Sp.A, diantaranya gejala yang ditemukan pada pasien-pasien tersebut di antaranya mual, muntah, diare berat, demam, kuning, kejang hingga penurunan kesadaran.
Sementara itu, gejala klinis pada kasus lain yang teridentifikasi adalah hepatitis akut dengan peningkatan enzim hati, sindrom jaundice atau penyakit kuning akut, dan gejala gastrointestinal seperti nyeri abdomen, diare dan muntah-muntah. Sebagian besar kasus juga tidak ditemukan adanya gejala demam.
“Jika anak-anak memiliki gejala kuning, sakit perut, muntah-muntah dan diare mendadak, buang air kecil berwarna teh tua, buang air besar berwarna pucat, kejang, penurunan kesadaran agar segera memeriksakan anak ke fasilitas layanan kesehatan terdekat,” katanya kepada iNewsCirebon.id, Jumat (6/5/2022).
Kemenkes RI juga telah mengeluarkan surat edaran tentang Kewaspadaan masyarakat terhadap Penemuan Kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya pada (27/5/2022).
Meski belum diketahui penyebabnya, dr.Imam mengimbau masyarakat agar melakukan langkah-langkah pencegahan.
“Lakukan tindakan pencegahan seperti mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir, memastikan makanan dalam keadaan matang dan bersih, tidak bergantian alat makan, menghindari kontak dengan orang sakit serta tetap melaksanakan protokol kesehatan,” ujar dokter yang bertugas di Rumah Sakit Pertamina dan Rumah Sakit Khalisa Cirebon tersebut.
Disinggung apakah Hepatitis akut tersebut ditimbulkan karena vaksin Covid-19, dr. Imam mengatakan hepatitis akut tersebut tidak ada hubungaanya dengan virus Covid-19.
"Seperti kasus di Jakarta, dari tiga orang, dua diantara sudah mendapatkan vaksin Covid-19 dan satu orang belum mendapatkan vaksin, artinya itu tidak bisa dihubungkan dengan virus Covid-19," ungkapnya.
Lalu kenapa kasus hepatitis akut hanya ditemukan menyerang pada anak usia 1 bulan hingga 16 tahun, dr. Imam sendiri belum bisa menjelaskan secara pasti, karena hepatitis akut sendiri belum diketahui penyebabnya.
"Ada kemungkinan karena daya tahan tubuh anak belum terbentuk secara sempurna," katanya.
Masyarakat diminta tidak terlalu panik namun tetap waspada, dan tentunya tetap menerapkan protokol kesehatan, apalagi pandemi sekarang belum berakhir.
Editor : Miftahudin