get app
inews
Aa Text
Read Next : Panjang Jimat, Warisan Sunan Gunung Jati yang Terus Hidup di Keraton Kasepuhan Cirebon

Panjang Jimat Keraton Kacirebonan: Harmoni Doa, Budaya, dan Kebersamaan di Bulan Maulid

Minggu, 07 September 2025 | 09:47 WIB
header img
Di balik tembok tua Keraton Kacirebonan, Jumat malam (5/9/2025), suasana berbeda terasa. Lampu-lampu temaram menerangi area Prabayaksa. Foto : Istimewa

CIREBON, iNewsCirebon.id - Di balik tembok tua Keraton Kacirebonan, Jumat malam (5/9/2025), suasana berbeda terasa. Lampu-lampu temaram menerangi area Prabayaksa, tempat ratusan orang berkumpul menanti prosesi sakral yang hanya hadir sekali dalam setahun: tradisi Panjang Jimat, atau yang dikenal pula dengan sebutan Pelal.

Bagi masyarakat Cirebon, Panjang Jimat bukan sekadar agenda keraton. Ia adalah warisan leluhur yang hidup, sebuah ruang di mana doa, budaya, dan kebersamaan berpadu dalam harmoni.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, upacara diawali lantunan doa dan shalawat. Alunan suara itu membelah malam, menghadirkan nuansa khidmat yang membuat setiap orang larut dalam kekhusyukan. Tak lama, benda-benda pusaka keraton – keris, tombak, hingga peninggalan para leluhur – dikeluarkan. Semuanya dibersihkan, disucikan, dan dirawat, simbol penghormatan terhadap sejarah panjang yang masih terjaga di balik dinding keraton.

Pangeran Raja Sultan Abdul Ghani dalam sambutannya menegaskan makna tradisi ini. Panjang Jimat, katanya, adalah penghormatan untuk leluhur sekaligus momentum memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. "Kami bersyukur prosesi ini dapat terus digelar, sebagai pengingat bagi generasi muda akan pentingnya melestarikan budaya," ujarnya, seraya menyampaikan terima kasih kepada para tamu undangan yang hadir.

Wajah-wajah tamu undangan—dari pejabat, budayawan, tokoh masyarakat, hingga masyarakat umum—terlihat antusias. Kehadiran mereka menjadi penanda, bahwa Panjang Jimat bukan milik keraton semata, melainkan kebanggaan bersama masyarakat Cirebon.

Tak hanya ritual, Panjang Jimat juga membuka ruang silaturahmi. Banyak yang bertegur sapa, berbincang, bahkan sekadar berfoto di tengah suasana keraton yang kental nuansa sejarah. Dan ketika prosesi berakhir, kebersamaan itu kian terasa saat masyarakat duduk bersama menikmati hidangan khas Cirebon. Jamuan sederhana, namun hangat, seolah menegaskan bahwa inti tradisi ini adalah persaudaraan.

Malam itu, Keraton Kacirebonan kembali membuktikan perannya sebagai penjaga warisan budaya Nusantara. Panjang Jimat tidak hanya menghidupkan ingatan akan masa lalu, tetapi juga meneguhkan identitas dan jati diri masyarakat Cirebon yang terus diwariskan lintas generasi.

 

 

Editor : Miftahudin

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut