get app
inews
Aa Text
Read Next : SMKN 1 Gunungjati : Bangun Generasi Pembatik Profesional Ditengah Keterbatasan Fasilitas

Akhirnya CCTV kasus Vina muncul, Siapa "Sutradara" Dibalik Pemberitaan Semua Ini ?

Minggu, 02 Juni 2024 | 22:19 WIB
header img
Pemerhati Telematika, Multimedia, AI & OCB Independen Dr KRMT Roy Suryo  akhirnya angkat bicara soal kasus pembunuhan Vina Cirebon setelah muncul CCTV. Foto Doc iNews.id

Dr KRMT Roy Suryo 

Pemerhati Telematika, Multimedia, AI & OCB Independen

SELAMA ini sudah banyak saya sengaja tidak berkomentar dan-atau menolak menjadi Narasumber dari Kasus Vina yang terjadi 8 tahun silam (2016) tersebut. Bagaimana tidak? kasus yang sebelumnya melibatkan "orang-orang yang bukan siapa siapa" ini tampak sekali Blow-up pemberitaannya. Sudah hampir sebulan ini, tiap malam semua media mainstream memberitakan sampai membuatkan dialog-dialog siaran langsung terus menerus kasus ini. Mulai dari munculnya orang-orang yang bermaksud membela satu pihak versus pihak lainnya, komentator lokal yang bersuara hanya berdasarkan cerita sampai bisa-bisanya kesurupan dijadikan fakta.

Lebay, kalau kata masyarakat sekarang ini, sebab sampai-sampai ada TV yang menayangkan topik yang sama selama 2-3 minggu berturut-turut untuk acara Dialog Live-nya, sampai-sampai dalam edisi minggu lalu tampak seperti mengada ada, baik Topik yang dibahas maupun narasumber- narasumbernya. Belum lagi kalau melihat isi pemberitaannya, tampak tidak ada topik lain yang sebenarnya jauh lebih layak dibahas selain topik ini. Dalam diskusi live tersebut sampai-sampai diskusi hanya berisi debat kusir antar narasumbernya yang sangat konyol dan tidak mencerdaskan bahkan bisa disebut membodohi masyarakat.

Padahal sebenarnya sebagaimana yang seharusnya diberitakan, justru sangat banyak topik berita yang jauh lebih penting dibahas dan didiskusikan selain melulu hanya topik ini, mulai dari Kasus Korupsi Timah Rp271 triliun yang sampai-sampai terjadi "saling intip" dua Institusi penegak hukum, kasus TAPERA yang sangat memberatkan masyarakat karena sangat tidak masuk akal dan dikhawatirkan hanya akan menjadi Ajang Korupsi baru. Sampai kasus-kasus lain seperti Putusan MA soal batas usia Calon Kepala Daerah yang sangat tampak ada pesanan oknum tertentu.

Kasus-kasus yang sejatinya lebih penting diatas sebenarnya jauh lebih krusial untuk mendapatkan porsi pemberitaan yang lebih besar dibandingkan dengan hanya mengulang-ulang statemen dari pihak pihak di kasus tahun 2016 tersebut. Dampak yang akan dirasakan masyarakat jauh lebih besar akibatnya kalau kasus Korupsi Timah, Pemotongan TAPERA sampai ke Calon Kepala/Wakil Kepala Daerah belum cukup umur lagi yang diloloskan dari Peraturan yang seenaknya diubah tersebut. Jadi disinilah tampak kalau pemberitaan berlebihan kasus Vina ini malah ditengarai memang digunakan untuk menutupi kasus kasus besar tersebut.

Setelah selama ini topik yang dibahas tampak "jauh panggang dari fakta" misalnya hanya berdasar Ilusi Film yang sengaja dibuat berjudul "Vina sebelum 7 hari", kejadian Halusinasi "Kesurupan" yang tidak bisa dijadikan fakta hukum. Sampai ke munculnya nama nama baru yang berani mengaku sebagai "Saksi2 Fakta" kasus yang terjadi tanggal 27/08/2016 silam tersebut. Kini mulai muncul bukti baru berupa Screenshot / tangkapan tangkapan Layar CCTV (Close Circuit TeleVision) yang disebut sebut berasal dari kasus tersebut. Screenshot screenshot yang masih berupa Kolase ini memang belum bisa diuji kebenarannya, apalagi disebut sebut hanya berasal dari pihak ketiga yang memposting di Akun  TikTok dan IG.

CCTV yang belum bisa diuji kebenarannya ini memang penting untuk ditandaskan sebelumnya, karena seharusnya CCTV yg bisa digunakan sebagai Alat Bukti -sesuai Pasal 5 dan 6 UU ITE- adalah bukan hanya berupa screenshot-screenshot saja tetapi Rekaman Video Utuh yang bisa diputar untuk dianalisis kualitas Video dan Metadata asli CCTV tersebut. Secara teknis Rekaman CCTV dalam DVR / Digital Video Recorder biasanya memang bertahan 1-2 bulan (kalau Harddisknya berkapasitas 500GB sd 1TB saat itu). Kalau sekarang mungkin saja Harddisk DVR di CCTV bisa sampai berkapasitas 2TB - 4TB, tetapi itu juga tidak akan bisa menyimpan sampai 8 tahun (2016 sampai 2024).

Secara teknis kalau melihat screenshot screenshot CCTV yang sekarang ditampilkan, jelas ada Rekaman Videonya yg utuh dan ada kesengajaan untuk "disimpan" mulai dari peristiwa tersebut sampai sekarang. Karena adegan adegan yang ditampilkan cukup signifikan, mulai dari Genk Motor yang berkerumun, Ada yang membawa Balok Kayu ukuran besar, sampai kepada terekamnnya sosok wanita lain (selain Vina) dalam CCTV tersebut. Secara teknis juga kualitas dari Rekaman CCTV ini cukup jelas dan layak untuk dianalisis, karena teknologi th 2016 meski belum berkualitas HD / 4K seperti kamera kamera sekarang, tidak Low-Res sehingga bisa ditelaah secara ilmiah.

Apalagi disebut sebut jumlah CCTV yang ada di TKP sebenarnya bukan hanya 1 (satu) terapi sampai berjumlah 7 (tujuh) Kamera CCTV, mulai dari Perempatan, Perumahan Mewah, Minimarket minimarket seperti Indomart & Alfamart sampai ke Jembatan / Fly-over Talun. Kalau melihat Kualitas Screenshot CCTV ini kondisinya jauh lebih bagus dari CCTV di salah satu Pondok Pesantren di Cikarang yang sempat saya dihadirkan selaku Ahli oleh LBH Jakarta di Sidang PN Cikarang tahun 2022 lalu & Alhamdulillah bisa menjadi Bukti Utama dalam Persidangannya dan membebaskan Pihak yang tidak bersalah.

Sebagaimana kasus Kopi Sianida Jessica di Kafe Olivier yang juga kembali menjadi heboh gara gara ada tayangan di NetFlix sebelumnya, CCTV di kasus itu diragukan di Sidang karena Penanyangan CCTV-nya tidak sesuai ProTap Alat Bukti karena hanya diambil dari USB Flashdisk dan bukan dari DVR Aslinya. Apalagi kalau memang benar sebenarnya Rekaman CCTV kasus Vina ini sudah "disimpan" selama 8 tahun dan tidak ditampilkan di Sidang bulan Februari 2017 silam gara gara"tidak ada Ahli" (?), sungguh sangat absurd mengingat sejak 2004 saja saya sudah sering dihadirkan untuk kasus kasus seperti ini.

Kesimpulannya, munculnya screenshot screenshot CCTV yang baru ditampilkan sekarang ini semakin menambah kecurigaan saya terhadap kasus ini, jelas ada tampak kesengajaan untuk "membuat panjang" pengungkapan kasusnya dan sekalilagi dimungkinkan untuk menutupi kasus kasus besar lainnya diatas (Korupsi Timah, TAPERA, Putusan MA bahkan kasus lama soal Kilometer 50). Siapa (Oknum) "sutradara" dibalik semua Pemberitaan yang -disengaja- dibuat panjang ini? Kasihan masyarakat, harus terbebani lagi dengan perbincangan yang sebenarnya tidak perlu gara gara negara yang makin tidak baik baik saja ini ..

Editor : Suriya Mohamad Said

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut