3. Obat Pereda Nyeri
Nyeri merupakan sensasi tidak menyenangkan yang membatasi kemampuan seseorang dalam menjalankan rutinitas sehari-hari.
Nyeri dapat juga menjadi peringatan awal terjadinya sesuatu yang abnormal dalam tubuh.
“Nyeri adalah sensor tidak menyenangkan dan pengalaman emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan yang potensial atau aktual atau dijelaskan dalam istilah tersebut,” menurut Internasional Association for the Study of Pain.
Nyeri dapat menyerang kapan saja dan di mana saja, termasuk saat melakukan perjalanan mudik. Maka dari itu, obat pereda nyeri sebaiknya dbawa dalam kota obat saat perjalanan mudik.
Obat-obatan yang digunakan melawan nyeri adalah jenis analgesik. Salah satu obat analgesik yang biasa digunakan adalah golongan Nonsteroidal anti-inflammatory agents (NSAIDs) seperti Ibuprofen, Ketoprofen, Diklofenak dan Naproxen dapat digunakan dengan memperhatikan kondisi dan efek sampingnya. Obat ini dapat digunakan dalam kondisi nyeri ringan hingga sedang.
Jika memiliki riwayat alergi obat dan rasa nyeri yang dirasakan tidak terlalu hebat, maka cukup mengkonsumsi parasetamol.
Tak hanya obat-obatan, jika memungkinkan lakukan gerakan-gerakan kecil untuk perenggangan di saat perjalan mudik untuk mengurangi rasa nyeri.
4. Obat Mual dan Muntah
Berpergian jauh bisa membuat asam lambung yang meningkat dikarenakan stress dalam perjalanan ataupun jadwal makan yang tidak teratur serta jenis makanan yang dapat memicu meningkatnya asam lambung.
Keadaan ini dapat menimbulkan gejala seperti nyeri ulu hati, perasaan tidak nyaman pada perut, mual hingga muntah.
Obat untuk mengatasi kondisi diatas tentunya perlu disediakan dalam kota obat di saat perjalanan mudik.
Saat menyediakan obat asam lambung, pastikan untuk memeriksa kandungan bahan aktif yang tertera pada kemasan. Bahan aktif adalah zat yang bertanggung jawab mengatasi gejala sakit asam lambung.
Obat-obat berikut menjadi rekomendasi pilihan mengatasi kenaikan asam lambung :
- Golongan obat antasida
Antasida merupakan obat yang bekerja cepat dalam mengurangi produksi asam lambung sehingga gejala penyakit asam lambung yang muncul, seperti nyeri ulu hati, mulut terasa asam, serta kembung, bisa teratasi.
Antasida sebaiknya dikonsumsi 1 jam setelah makan atau saat gejala asam lambung muncul. Obat ini biasanya dikonsumsi sebanyak 3–4 kali sehari hingga gejala mereda. Obat asam lambung ini tersedia dalam bentuk cair dan tablet kunyah serta dapat dibeli tanpa resep dokter.
- Golongan obat penghambat pompa proton (PPI)
Jenis obat golongan seperti Omeprazole dan Lansoprazole.
Obat asam lambung naik ini bekerja dengan cara menekan produksi asam lambung.
Penggunaan obat ini biasa diresepkan untuk mengatasi penyakit asam lambung, dispepsia, atau sakit maag.
- Sukralfat
Sukralfat mungkin diperlukan karena obat berbentuk sirop dan tablet ini dapat melapisi dinding lambung sehingga mampu meredakan gejala asam lambung, mencegah luka semakin parah, dan membantu proses penyembuhan.
Obat ini dianjurkan untuk dikonsumsi minimal 1 jam sebelum makan dengan dosis dan takaran yang telah diresepkan.
- Ranitidin
Obat asam lambung naik ini masuk ke dalam golongan obat antagonis H2 yang tersedia dalam bentuk tablet, pil, dan sirop, berfungsi menekan produksi asam lambung yang berlebihan.
Ranitidin bukanlah obat bebas, sehingga untuk mendapatkannya Anda perlu berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.
- Domperidone
Domperidone merupakan obat antimual yang juga mungkin diresepkan untuk mengatasi mual dan muntah akibat asam lambung naik.
Editor : Miftahudin