KABUPATEN CIREBON, iNews.id - Mbah Kuwu di Cirebon adalah sosok pemimpin yang Arif dan bijak sana, nama Kuwu atau pemimpin wilayah ini sudah sejak zaman awal berdirinya Cirebon.
Nama Kuwu sendiri diambil sejak zaman Pangeran Walangsungsang ketika diperintahkan oleh gurunya yakni Syekh Datuk Kahfi atau yang lebih dikenal dengan sebutan Syekh Nurjati.
Pada saat itu, Syekh Nurjati memerintahkan Pangeran Walangsungsang yang merupakan putra Mahkota dari Kerajaan Pajajaran tersebut untuk membuka padukuhan (pemukiman.red) baru di sebelah tenggara dari Pasambangan (sekarang Gunung Jati.red) atau yang sekarang dikenal dengan daerah Lemahwungkuk.
"Setalah Padukuhan baru ini ramai dan diberi nama Caruban yang artinya Campuran, maka dipandang perlu sosok pemimpin untuk mengatur tata kelola bermasyarakat agar lebih baik, untuk itu Syekh Nurjati menunjuk Pangeran Walangsungsang untuk dijadikan pemimpin di padukuhan itu, namun Pangeran Cakrabuna menolak secara halus keringanan gurunya ini, dan menunjuk mertua nya yakni Ki Danusela atau yang lebih dikenal dengan Ki Gede Alang-alang," ujar sejarawan, Farihin, saat ditemui Kamis (30/12/2021).
Dikatakan Farihin, Ki Danusela pun kemudian menerima tawaran dari Menantu nya ini dan mendapatkan gelar Ki Kuwu (Mbah Kuwu) sedangkan Pangeran Walangsungsang oleh masyarakat setempat pada saat itu diminta untuk menjadi wakil dari Ki Danusela sebagai Pangraksabumi yaitu orang yang memperhatikan dan memelihara keberadaan tanah pemukiman dengan gelar Ki Cakrabuana. Ki Danusela yang merupakan ayah dari Nyai Ratna Rilis yang mana Nyai Ratna Rilis sendiri adalah istri dari Pangeran Cakrabuna yang kelak nantinya akan memiliki keturunan yang diberi nama Pangeran Cerbon.
"Ki Danusela meninggal pada tahun 1447 Masehi, kemudian kedudukan kuwu digantikan oleh menantunya yakni Pangeran Cakrabuna atau Pangeran Walangsungsang. Ki Danusela sendiri dimakamkan di daerah Tukmudal (belakang Perumahan Taman Tukmudal Indah.red)," terangnya.
Lebih lanjut Farihin menceritakan, Pangeran Cakrabuna yang menggantikan posisi mertuanya ini pun kemudian mendapatkan gelar Ki Kuwu atau Mbah Kuwu, karena dianggap menjadi pemimpin ke dua setelah meninggalnya Ki Danusela.
Di sisi lain, Lanjut Farihin, anak dari Pangeran Cakrabuna dari perkawinannya dengan Nyi Ratna Rilis yakni Pangeran Carbon pun diperintahkan oleh ayah nya untuk membuka padukuhan baru yang diberi nama Cirebon girang, di Cirebon Girang ini lah Pangeran Carbon pun menjadi pemimpin dan mendapatkan gelar Ki Kuwu atau Mbah Kuwu. Pangeran cerbon menjadi kuwu di Cirebin Girang meneruskan kakek buyutnya, Kyai Gedeng Kasmayan yang sebelumnya menjadi penguasa di wilayah Cerbon Girang.
"Tongkat kepemimpinan Cirebon setelah dari Pangeran Cakrabuna yang dalam naskah Purwaka Caruban Nagari 1720. Pangeran Cakrabuwana wafat pada tahun 1529 M pasca perang curebon vs Rajagaluh thn 1528. Kepemimpinan Cirebon kemudian diserahkan kepada Keponakannya yakni Syekh Syarif Hidayatullah atau yang lebih dikenal dengan Sunan Gunung Jati dan setelah meninggalnya Dunia, Pangeran Cakrabuna di kebumikan di Gunung Sambung (Astana Gunung Jati.red)," katanya.
Sedangkan anak Pangeran Cakrabuna yakni Pangeran Carbon atau yang bergelar Mbah Kuwu Sangkan pada saat meninggal dunia di makamkan di desa Cirebon Girang atau yang sekarang lebih dikenal dengan Kramat Talun Cirebon Girang.
Editor : Miftahudin