Saat penjajahan Jepang, Klenteng Talang tak lagi berfungsi, baru pada tahu 1950 Klenteng Talang dijadikan tempat ibadah.
“Orang kadang ada yang berfikir kalau Klenteng Talang ini bangunannya mirip masjid, tapi bukan. Dari dulu ini tetap Klenteng cuma memang anak buah Laksamana Cheng Ho yang beragama Islam di sini semua, bahkan beribadah di sini juga,” katanya.
Teddy juga mengaku, hubungan masyarakat Tionghoa dengan penduduk asli Cirebon sejak jaman dahulu sangatlah harmonis. Hal itu terlihat dengan adanya pejabat di Kesultanan Cirebon yang beretnis Tionghoa.
Namun pada jaman Belanda, keharmonisan itu sempat terganggu dengan adanya politik adu domba. Hal itu tak bertahan lama, nyatanya hingga sekarang hubungan penduduk asli Cirebon dan warga keturunan Tionghoa masih terjalin sangat baik sampai saat ini.
Editor : Miftahudin