Jadi Sentra Perikanan
Menurutnya, keberadaan objek wisata Kampung Patin di Desa Koto Masjid itu justru sudah banyak meningkatkan kesejahteraan dan dampak yang luar biasa bagi kemajuan desa. Saat ini Desa Wisata Koto Masjid menjelma sebagai sentra perikanan yang mampu menghasilkan panen ikan patin 15 ton per hari.
"Kini ada 160 hektare luas kolam ikan yang menopang ekonomi warga di Kampung Patin. Hampir setiap rumah di sini terdapat kolam ikan. Satu rumah minimal ada satu kolam patin, sehingga Desa Koto Masjid memiliki motto 'Tiada Rumah Tanpa kolam’', " kata Roni.
Jumlah kolam ini akan terus meningkat, karena setiap hari ada saja penambahan kolam baru. Nilai tambahnya adalah wisata alam dan wisata edukasi. Putaran uang di desa ini, bila dihitung dari hasil panen ikan mencapai Rp190 juta per hari.
Sedangkan Pokdarwis Desa Koto Masjid terdiri atas pokdarwis Puncak Kompe, pokdarwis Sungai Gagak, serta penggiat-penggiat wisata yang mengelola kelompok kerajinan tangan dan kuliner. Kelompok ini merupakan masyarakat yang peduli terhadap kemajuan daerah melalui pariwisata," kata Roni.
Dukungan Penuh Pemerintah
Roni menambahkan, pemerintah sangat mendukung keberadaan desa wisata. Berbagai pembangunan dilakukan dimulai dari desa, pengembabgan sarana dan prasarana pendukung dibarengi kegiatan pembinaan sumber daya manusia.
"Program Pemerintah pusat memberikan stimulus berupa dana desa kemudian, Gubernur Riau juga memberikan program Bantuan Keuangan Khusus desa. Dana ini bisa disesuaikan dengan potensi yang akan dikembangkan di desa," ujarnya.
Ia optimis Desa Koto Masjid atau populer dengan sebutan Kampung Patin ini bisa menjadi desa wisata terbaik, dan telah terbukti menjadi satu-satunya desa wisata di Riau yang masuk 50 besar dalam ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia 2021.
"Insya Allah Minggu (12/9/2021), Menparekraf Sandiaga Uno akan datang ke Kampung Patin bersama Gubernur Riau. Semoga momentum ini memberikan efek ganda mendorong Desa Wisata Koto Masjid untuk lebih baik, bersama pentahelix pariwisata, kami siap membantu," pungkasnya.
Editor : Miftahudin