Aturan lainnya dalam pemilihan kepala desa atau calon pemimpin desa harus melalui proses mesabar-sabatan biu (perang buah pisang). Calon prajuru menurut adat setempat telah dididik sejak kecil.
Tak hanya itu, ada juga tradisi mageret pandan (perang pandan), di mana dua pasang pemuda akan bertarung di atas panggung dengan saling sayat menggunakan duri-duri pandan.
Ini dilakukan secara rutin guna menciptakan kondisi masyarakat yang kuat secara fisik maupun mental.
Selain deretan aturan adat yang ada, desa Pegringsingan juga memiliki tempat wisata yang menarik. Anda bisa melihat lebih dekat kehidupan unik di desa satu ini sembari berbelanja kerajinan khas daerah.
Beberapa hasil kerajinan tersebut seperti anyaman bambu, ukiran, dan lukisan di atas daun lontar yang telah dibakar, bahkan kain khas dari Pegringsingan.
Istimewanya, kain buatan masyarakat setempat ini menggunakan alat tenun dengan teknik tenun ikat ganda yang pembuatannya memerlukan keterampilan khusus. Satu helai kain tenun, memakan waktu 2,5 sampai 5 tahun tergantung pada tingkat kesulitan motif kain.
Demikianlah ulasan desa unik di Tenganan Pegringsingan Bali yang patut Anda kunjungi menjadi salah satu destinasi wisata untuk mengisi liburan.
Editor : Miftahudin