get app
inews
Aa Read Next : 7 Mitos Gunung Kerinci yang Misterius dan Bikin Penasaran, Tempat Jatuhnya Helikopter Kapolda Jambi

Inilah Alasan Jembatan Jawa Bali Tidak Pernah Dibangun? Ternyata Ada Mitos yang Tak Boleh Dilanggar

Kamis, 10 November 2022 | 20:34 WIB
header img
Ini Alasan Jembatan Jawa Bali Tak Kunjung Dibangun, Ada Mitos yang Tak Boleh Dilanggar. Foto : Istimewa

Denpasar,iNewsCirebon.id - Kenapa Jembatan Jawa Bali tdak pernah dibangun? Mungkin sebagian masyarakat ada yang mempertanyakan hal tersebut, hal tersebut membutuhkan penjelasan yang mendalam. 

Sebetulnya jarak antara Pulau Jawa dan Pulau Bali tidak terlalu jauh, dan memungkinkan untuk dibangun jembatan penghubung. 

Kedua pulau dipisahkan oleh Selat Bali dengan lebar sekitar 5 kilometer. Bahkan, titik terdekat antara kedua pulau itu hanya 2 kilometer. 

Ide untuk menghubungkan Pulau Jawa dan Pulau Bali tercetus sejak lama. Adalah guru besar Institut Teknologi Bandung (ITB), Prof Sedyatmo yang pada tahun 1960 menelurkan gagasan untuk menghubungkan pulau Sumatra, Jawa, dan Bali. 

Gagasan Sedyatmo itu diberi nama Tri Nusa Bimasakti. Dalam gagasan itu, Pulau Jawa dan Bali akan terhubung dengan Jembatan Selat Bali. Namun, gagasan Sedyatmo tinggal cerita dan tak pernah terealisasi.

Hingga berpuluh tahun kemudian, usulan menghubungkan Jawa dan Bali kembali tercetus oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi, Jawa Timur. Pada 2012, Pemkab Banyuwangi mengusulkan pembangunan jembatan Selat Bali. 

Usulan tersebut dilatari meningkatnya volume kendaraan yang menyeberangi Selat Bali. Kehadiran jembatan penghubung kedua pulau juga diyakini akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi kedua provinsi. 

Namun keinginan ini ditolak mentah-mentah oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jembrana, Bali. Alih-alih membangun jembatan, Pemkab Jembrana lebih menginginkan pembangunan infrastruktur jalan dari Gilimanuk menuju Denpasar.

Ada suatu cerita ketika Gubernur Bali Wayan Koster dengan tegas menolak usulan itu meski dirinya ditelepon langsung oleh Menteri Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono pada 2018. 

Koster menolak gagasan pembangunan jembatan Jawa Bali. Dia menyebut ada sesuatu yang sakral dan spiritual yang tidak bisa dilanggar, sehingga dirinya tidak mengizinkan ide pembangunan jembatan diteruskan.

Penolakan juga datang dari Persatuan Hindu-Dharma Indonesia (PHDI). PHDI tak menyetujui pembangunan jembatan yang menghubungkan Jawa dengan Bali karena alasan tradisi. 

Ada mitos yang diyakini oleh masyarakat Bali yang tak boleh dilanggar. Mitos itu berkaitan dengan Dang Hyang Sidhimantra dan asal-usul munculnya Selat Bali yang memisahkan Pulau Jawa dan Pulau Bali.

Menurut mitologi masyarakat Bali, pulau Jawa dan Pulau Bali memang harus terpisah oleh laut. Keberadaan Selat Bali adalah filter agar Pulau Bali terhindar dari hal-hal negatif dan pengaruh buruk. 

Alasan lain adalah keyakinan bahwa posisi manusia dan bangunan, dalam hal ini jembatan tidak boleh lebih tinggi dari Padmasana, yaitu tempat sembahyang atau menaruh sesaji.

Jika jembatan Jawa Bali benar-benar dibangun, posisinya tentu akan lebih tinggi dari daratan karena ombak di Selat Bali yang terkenal tinggi. 

Alasan-alasan itulah yang membuat jembatan Jawa Bali tidak pernah terealisasi hingga kini. 

Akses penghubung kedua pulau hanya bisa dilalui melalui udara dan laut, yakni penyeberangan yang menghubungkan Pelabuhan Ketapang di Banyuwangi dengan Pelabuhan Gilimanuk di Jembrana.

Editor : Miftahudin

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut