JAKARTA, iNewsCirebon.id - Tradisi mengerikan terjadi pada zaman perunggu yaitu menyimpan sisa-sisa jasad manusia dalam peninggalannya.
Penemuan arkeologi oleh tim Universitas Bristol, Inggris, melakukan reka ulang rumah zaman neolitik di sekitar Stonehenge untuk mengungkap bagaimana para pembuat monumen batu itu hidup 4.500 tahun lampau.
Teknik penanggalan radiokarbon dan pemindaian sinar-X digunakan dalam menggali penemuan ini.
Terungkap penemuan satu tulang paha manusia yang ditemukan di satu kuburan di dekat Stonehenge telah dibuat menjadi alat musik.
Dalam penemuan yang dilakukan di Wilsford, di dekat Stonehenge, artefak berupa tulang paha manusia yang diukir dan dipoles itu ditemukan bersama barang-barang lainnya, termasuk kapak batu dan perunggu, lempengan tulang, serta gading.
"Walaupun pecahan tulang manusia termasuk benda-benda yang dikubur bersama orang mati, ada pula yang disimpan di dalam rumah, dikubur di bawah lantai dan bahkan dipajang," kata Profesor Joanna Brück, dikutip dari okezone.com.
"Ini menunjukkan bahwa masyarakat pada Zaman Perunggu tidak melihat sisa-sisa jasad manusia dengan rasa ngeri atau jijik, yang kemungkinan dirasakan oleh orang-orang pada saat ini." ungkapnya lagi.
"Bahkan dalam masyarakat sekuler modern, sisa-sisa jasad manusia dipandang sebagai objek yang memiliki kekuatan, dan hal ini tampaknya berlaku untuk orang-orang pada Zaman Perunggu," terang Dr Thomas Booth.
"Namun, mereka memperlakukan dan melakukan interaksi dengan orang-orang yang sudah mati dengan cara yang sangat mengerikan bagi kita saat ini." ujarnya.
Para peneliti mengatakan bahwa temuan itu mengungkapkan adanya sisa-sisa jasad manusia disimpan dan diedarkan di kalangan orang-orang tertentu.
Editor : Miftahudin