get app
inews
Aa Text
Read Next : Mitos Batu Lawang Cirebon, Kisah Sunan Bonang Mengeluarkan Ular Welang di Tubuh Nyi Mas Gandasari

Begini Kisah Nyi Mas Gandasari yang Petilasannya Porak Poranda Diterjang Pohon Tumbang

Sabtu, 04 Desember 2021 | 11:27 WIB
header img
Petilasan atau situs Nyi Mas Gandasari yang porak poranda diterjang pohon tumbang (Foto: Dede Kurniawan)

KABUPATEN CIREBON, iNews.id - Nyi Mas Gandasari adalah adalah seorang putri Sayyid Malik Sholeh dari Aceh yang dibawa oleh Ki Kuwu Cirebon ke Jawa.

Dengan tujuan mengislamkan Raja Galuh, Ratu Mas berupaya dengan berbagai cara, yaitu menyamar (berubah wujud) menjadi perempuan cantik dan oleh Syech Syarif Hidayahtullah diberi sebutan Nyi Mas Ratu Ayu Gandasari.

Dikutip dari laman http://kasugengankidul.desa.cirebonkab.go.id menyebutkan Nyi Mas Ratu Ayu Gandasari dibawa ke Jawa sejak kecil dan diangkat anak oleh Ki Kuwu Cirebon atau Ki Ageng Selapandan, atau Pangeran Cakrabuana, yang masih keturunan Prabu Siliwangi, dan sebutan Nyi Mas Ratu Ayu Gandasari diberikan oleh Sunan Gunung Jati setelah menjadi muridnya.

Karena kesaktian dan kepintaran Nyi Mas Ratu Ayu Gandasari, maka Raja Galuh dari Majalengka yang beragama Hindu bisa ditaklukkan. Nyi Mas Ratu Ayu Gandasari juga ikut berjasa dalam menyebarkan agama Islam di wilayah Cirebon.

Dalam sebuah sayembara yang diselenggarakan untuk mendapatkan jodoh, Nyi Mas Ratu Ayu Gandasari dikalahkan oleh Syekh Magelung. Keduanya kemudian dijodohkan oleh Sunan Gunung Jati dan menjadi suami isteri.

Pertemuan keduanya terjadi saat Syekh Magelung yang dikenal juga sebagai Pangeran Soka, ditugaskan untuk berkeliling ke arah barat Cirebon.

Pada saat ia baru saja selesai mempelajari tasawuf dari Sunan Gunung Jati, dan mendengar berita tentang sayembara Nyi Mas Ratu Ayu Gandasari yang sedang mencari pasangan hidupnya.

Kisah lain menyebutkan berdasarkan penuturan masyarakat di sekitar makam Nyi Mas Ratu Ayu Gandasari di Panguragan, bahwa sesungguhnya Nyi Mas Ratu Ayu Gandasari berasal dari Aceh, adik dari Tubagus Pasei atau Fatahillah, putri dari Mahdar Ibrahim bin Abdul Ghafur bin Barkah Zainal Alim.

Ketika kecil beliau diajak serta oleh Ki Ageng Selapandan dan diangkat sebagai anak, saat sepulangnya menunaikan ibadah haji ke Makkah.

Kisah lain menyebutkan bahwa Nyi Mas Ratu Ayu Gandasari, yang sebenarnya adalah putri Sultan Hud dari Kesultanan Basem Paseh (berdarah Timur Tengah), merupakan salah satu murid di pesantren Islam putri yang didirikan oleh Ki Ageng Selapandan.

Karena kecantikan dan kepandaiannya dalam ilmu bela diri, beliau telah berhasil menipu pangeran dari Rajagaluh, sebuah negara bawahan dari kerajaan Hindu Galuh-Pajajaran (yang kemudian menjadi raja dan bernama Prabu Cakraningrat).

Konon Cakraningrat tertarik untuk menjadikannya sebagai istri, ia pun tak segan-segan mengajak Nyi Mas Ratu Ayu Gandasari berkeliling ke seluruh pelosok isi kerajaan bahkan sampai dengan ke tempat-tempat yang amat rahasia.

Hal inilah yang kemudian dimanfaatkan oleh Pangeran Cakrabuana, orang tua angkat Nyi Mas Ratu Ayu Gandasari untuk kemudian menyerang Rajagaluh.

Salah satu petilasan (tapakan/ situs) Nyi Mas Ratu Ayu Gandasari berada di Desa Kasugengan Kidul yaitu tepatnya di Blok Karang Mas RT.07 RW.02, setiap tahunnya warga Desa Kasugengan Kidul menggelar acara Tradisi Ngunjung Buyut yang dilaksanakan rutin dengan menyajikan berbagai macam hiburan rakyat termasuk diantaranya adalah acara karnaval (arak-arakan) yang diikuti oleh warga Desa Kasugengan Kidul dan sekitarnya.

Berbagai macam bentuk kreatifitas anak pribumi diaplikasikan kedalam bentuk seni tiga dimensi seperti berbagai macam bentuk hewan, perahu, tank, kereta kencana dan bentuk-bentuk lainnya.

Acara karnaval yang diselenggarakan oleh Desa Kasugengan Kidul (Ngunjung Buyut) semakin tertata rapih dan elegan, terbukti mulai beberapa tahun belakangan ini para peserta karnaval diperlombakan dengan metode penilaian dilihat dari tingkat estetika seni pembuatannya. Dan setiap tahunnya peserta karnaval semakin bertambah, terutama peserta yang berasal dari luar warga Kasugengan Kidul itu sendiri.

Acara Ngunjung Buyut yang rutin dilakukan oleh warga Desa Kasugengan Kidul adalah salah satu bagian dari kegiatan pelestarian adat desa dimana pemerintahpun sangat mendukung kegiatan tersebut karena sebagai bagian dari Program Pelestarian Budaya Nusantara.

Karena Kesenian rakyat, adat tradisi, kebudayaan dan lain sebagainya tidak akan pernah ada dan mampu bertahan lama jika bukan kita sebagai penerus pewaris keturunan dari nenek moyang kita terdahulu yang telah menciptakannya.

Pelestarian adat desa adalah salah satu bentuk penghormatan kita sebagai penerus (anak cucu) terhadap jasa-jasa Sang Kreator (nenek moyang) kita.

 

Editor : Miftahudin

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut