JAKARTA, iNews.id - Kisah inspiratif datang dari Sudono Salim atau pemilik nama asli Liem Sioe Liong yang dulu hidup masa kecilnya susah kini jadi salah satu konglomerat Indonesia.
Dia adalah pendiri Salim Grup, yang menaungi sejumlah perusahaan, di antaranya Indofood, Salim Invomas, Indomobil. Dia juga pendiri Bank Central Asia (BCA) dan Indocement.
Sudono Salim merupakan anak petani yang putus sekolah pada usia 15 tahun. Dia akhirnya membantu keluarganya dengan berjualan mi.
Kemudian dia mengikuti jejak kakaknya pada 1939 ke Indonesia. Dari China, dia menggunakan sebuah kapal dagang Belanda yang membawanya menyeberangi Laut China selama satu bulan untuk sampai Indonesia. Dia tiba di Kudus dan bekerja sebagai buruh pabrik tahu dan krupuk.
Setelah itu, dia mencoba bisnis jual beli cengkeh dan tembakau. Dengan bantuan modal dari mertuanya, bisnisnya berkembang pesat. Bahkan dia menjadi bandar cengkeh dan tembakau di Kudus.
Bisnis cengkeh menjadi mata pencaharian utamanya saat itu, di samping bisnis tekstil dengan mengimpor dari Shanghai. Pada awal 1940-an, Jepang menjajah Indonesia. Hal itu yang menyebabkan usahanya bangkrut. Seiring berjalannya waktu, Indonesia merdeka. dia memutuskan pindah ke Jakarta dan menjalankan bisnis logistik, medis, dan persenjataan untuk tentara.
Pada 1969, bersama Djuhar Sutanto, Sudwikatmono, dan Ibrahim Risjad, Salim mendirikan perusahaan tepung terigu bernama PT Bogasari, yang dalam perjalanannya menjadi perusahaan tepung terigu terbesar di Tanah Air. Pada 1990, dia mendirikan Indofood, dengan produk utama mi instan dengan nama Indomie.
Kini mereka sukses mendirikan pabrik semen PT Indocement Tunggal Perkasa. Pabrik ini berkembang pesat, bahkan nyaris memonopoli semen di Indonesia.
Editor : Windi Trikusumawati