PSSI Semakin Berkembang Pesat
Karena PSSI semakin kuat, NIVB pada tahun 1936 akhirnya berubah menjadi NIVU (Nederlandsch Indische Voetbal Unie) dan mulai merintis kerjasama dengan PSSI.
Sebagai tahap awal, NIVU mendatangkan tim dari Austria yakni Winner Sport Club pada tahun 1936. Dua tahun kemudian tepatnya pada tahun 1938, atas nama Dutch East Indies, NIVU mengirimkan timnya ke Piala Dunia 1938 di Prancis.
Sayangnya, para pemain yang diboyong di Piala Dunia ketiga itu bukanlah berasal dari PSSI melainkan dari NIVU. Kendati demikian, sebenarnya 9 orang pemain pribumi / Tionghoa yang ikut.
Must visit: the 59th Venice Biennale
Ir. Soeratin mengakhiri tugasnya di PSSI sejak tahun 1942, setelah sempat menjadi ketua kehormatan antara tahun 1940 - 1941, dan terpilih kembali di tahun 1942.
Pada masa penjajahan Jepang, PSSI terhalang beberapa kendala dalam mengadakan kompetisi. Praktis PSSI tidak mengadakan kompetisi sepak bola selama masa penjajahan Jepang karena adanya pembatasan kegiatan organisasi massa termasuk olahraga. Alpanya kompetisi PSSI berlanjut sampai perang kemerdekaan Indonesia di tahun 1949.
Kepanjangan nama PSSI kemudian berubah dalam kongres PSSI di Solo tahun 1950 dari yang Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia menjadi Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia.
Pada 1951, PSSI secara resmi kembali menggelar kompetisi pasca-kemerdekaan dengan nama kompetisinya adalah Kejuaraan Nasional (Kejurnas) PSSI.
Seiring perjalanan, kompetisi sepak bola di Indonesia yang dinaungi PSSI mengalami dinamika perubahan nama. Mulai dari Divisi Utama Perserikatan, Galatama, Liga Indonesia, hingga Liga 1.
Itulah sepak bola Indonesia dari masa penjajahan sampai PSSI yang dapat menjadi informasi menarik serta penting bagi seluruh pencinta olahraga Tanah Air.
Editor : Miftahudin