KOTA CIREBON, iNews.id - Pencopotan Portal sebagai akses utama masuk ke Goa Sunyaragi mendapatkan tanggapan dari Santana Kesultanan Cirebon (SKC).
"Dengan membongkar portal kami Santana Kesultanan Cirebon yang merupakan kumpulan Dzulhijjah Sunan Gunung Jati, sangat disesalkan, karena dianggap tindakan arogan," ujar Sekertaris Buhan Pemangku Adat Santana Kasultanan Cirebon, Raden Hamzaiya saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon seluler nya, Jumat (12/11/2021).
Adanya pembongkaran portal, dikatakan Hamzahiya, bukan menyelesaikan masalah tapi menambah suasana semakin tidak baik, kalau memang kondisinya sepeti itu, SKC lebih setuju kalau Goa Sunyaragi untuk di tutup sampai Sutan Sepuh Lukman buka suara.
"Santana Kesultanan Cirebon merasa prihatin dengan kisruh keraton kasepuhan yang semakin meluas hingga membongkarnya manejemen Goa Sunyaragi yang saat ini dilakukan dinilai tidak sesuai dengan prosedur dan standar manejemen yang ada," katanya.
Sebagai benda cagar budaya dan diatur oleh UU, lanjut Hamzahiya, Cagar Budaya sudah semestinya pengelolaan benda cagar budaya memiliki ketentuan yang diatur berdasarkan UU.
Dirinya tidak pernah menyangka bahwa saat ini pihak Lukman Zulkaedin yang selama ini menjadi sultan dan keluarga nya menganggap sebagai pengelola aset Keraton Kasepuhan justru membuat sebuah kesalahan yang fatal dalam menejemen pengelolaan.
"Kami hanya berharap Disborbud ataupun pihak pemerintah kota turut memperhatikan polemik Goa Sunyaragi ini, mengingat Goa Sunyaragi menjadi salah satu ikon kota Cirebon dalam giat menarik para wisatawan," tandansnya.
Hamzahiya juga mengatakan, jangan sampai polemik yang ada di kesultanan Kasepuhan yang kian bergulir terus memanas membuat citra buruk bagi kota Cirebon, atas pertimbangan tersebut rasanya sudah semestinya pemerintah kota saat ini menjadi penengah dari perseteruan yang terjadi saat ini.
"Polemik ini sudah menjadi sorotan bukan hanya di Cirebon saja melainkan sudah menjadi bahan pemberitaan nasional, oleh karenanya peran pemerintah yang bijak bisa menjadi pihak ketiga independen," tambahnya.
Editor : Miftahudin