KOTA CIREBON, iNews.id - Peringatan Hari Lahirnya Nabi Muhammad SAW atau dalam bahasa Cirebon disebut Muludan dilakukan oleh sebagian besar Keraton yang ada di Cirebon. Tidak hanya di Keraton, puncak dari tradisi yang sudah turun temurun yang biasa disebut Panjang Jimat atau Pelal Agung Mulud pun sebagian besar dilaksanakan oleh warga masyarakat di beberapa tempat di Cirebon. seperti kompleks Astana Gunung Sembung atau Astana Gunung Jati, desa Pekantingan dan beberapa tempat pun mengadakan tradisi pelal mulid sama seperti yang di lakukan pihak Keraton.
Namun berbeda dengan yang terjadi di umah kulon (komplek Kraton Kasepuhan) dimana tempat tinggal Sultan Kasultanan Kasepuhan versi Raharjo Djalil atau yang bergelar Sultan Aloeda II ini justru hanya mengadakan tawasul (doa bersama) dengan keluarga dan kerabatnya saja.
Mengaku dihadiri ratusan orang kegiatan dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW awal 1443 Hijriah, pun berjalan khidmat di rumah yang merupakan peninggalan dari Sultan Sepuh XI, Sultan Muhammad Djamaludin Aloeda.
"Peringatan Maulid Nabi dilakukan dengan sederhana dan penuh hikmat dihadiri para ulama dari Pondok Pesantren wilayah Cirebon. Diantaranya, Pondok Pesantren Gedongan Kyai Hayyi Abdul Imam, Pondok Pesantren Babakan Ciwaringin Kyai Zamzami Amin, Pondok Pesantren Buntet Kang Ayub," ujar Rahardjo Djali, Rabu (21/10/2021) dinihari.
Dikatakan Rahardjo, perayaan Maulid Nabi ini juga merupakan jembatan untuk membangun kebersamaan, persaudaraan dan kesatuan umat Muslim yang ada.
"Diharapkan, seluruh umat Muslim agar senantiasa menghidupkan sunnah Rasulullah SAW," katanya.
Lebih lanjut, Sultan Raharjo, dirinya mengapresiasi kepolisian Kota Cirebon dalam menjalankan tugas amanah untuk mengamankan prosesi Maulid Nabi Muhammad SAW awal 1443 Hijriah di Keraton Kasepuhan.
"Alhamdulillah seluruh kegiatan tawasul di Omah Kulon situasi aman, kondusif dan tanpa pengerahan massa dari pihak manapun. Kami hanya mengundang keluarga besar Keraton Kasepuhan, Mertasinga trah Kasepuhan, dan warga Mandalangan," tandasnya.
Dalam acara ini, sekisar 200 warga yang hadir untuk bertawasul dan bershalawat tetap melaksanakan protokol kesehatan.
Setelah melakukan jemaah langsung melanjutkan tradisi makan nasi jimat bersama.
Editor : Miftahudin