KOTA CIREBON, iNews.id - Lamaran atau Mios adalah salah satu tradisi yang dilaksanakan sebelum acara puncak Muludan (panjang jimat/pelal agung), Lamaran sendiri biasanya dilaksanakan setalah waktu Sholat Ashar.
Mios dimulai ketika Patih Keraton Kanoman Pangeran Raja Muhammad Qodiran memimpin iringan semua barang dan benda pusaka serta makanan dan buah yang akan digunakan sebagai iringan Panjang Jimat nanti malam.
Menurut Juru bicara Kraton Kanoman, Ratu Raja Arimbi, mengatakan, Mios bisa diartikan sebagai “woro-woro atau penanda/pemberitahuan” kepada masyarakat bahwasanya rangkaian acara panjang jimat sudah dimulai dan dilaksanakan hari itu juga pada saat malam menjelang.
"Mios/lamaran dimulai dengan dibawanya Nasi Rasul (Nasi kuning) yang ditaruh di wadah Keramik Kuno sebanyak 6 buah diikuti keluarga Keraton Kanoman dan barisan yang membawa lauk pauk dan buah," ujar Arimbi, Selasa (19/10/2021).
Dikatakan Arimbi, rute iring-iringan dimulai dari depan Bangsal Pejimatan/Bangsal Ukir melalui Lawang Mundu disamping Bangsal Singabrata melewati Blandongan ke arah Balong Asem terus kearah Masjid Agung Keraton Kanoman Cirebon.
"Hanya Patih dan keluarga yang akan memasuki Masjid tersebut untuk duduk sebentar dan akan kembali berdiri untuk bergabung kembali dengan barisan lain yang menunggunya disamping Masjiid. Dari situ iring-iringan terus berjalan melewati perumahan Keluarga dan Kompleks Magersari yang berada di sisi luar tembok Keraton dan berakhir di Langgar. Seluruh benda Pusaka dan makanan yang dibawa kemudian diletakan di langgar sampai malam menjelang pelaksanaan Panjang Jimat," tandasnya.
Editor : Miftahudin