Menteri BUMN Minta Pemerintah Arab Saudi Respons Jamaah Haji Indonesia

JAKARTA, iNews.id - Pemerintah Arab Saudi diminta membuka diri untuk menerima jamaah haji asal Indonesia. Permintaan itu disampaikan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir terkait dengan terpenuhinya syarat vaksin Covid-19.
Pasalnya, vaksin Sinovac dan Sinopharm yang digunakan Indonesia dalam program vaksinasi nasional sudah mendapat sertifikasi atau Emergency Use Authorization (EUA) dari Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO).
"Terkait ibadah haji, untuk penjatahannya memang domainnya di Kemenlu (Kementerian Luar Negeri). Tapi paling tidak, Sinovac dan Sinopharm masuk list vaksin Covid-19 yang diakui WHO, jadi kita berharap pemerintah Arab Saudi membuka diri untuk jamaah haji Indonesia," kata Erick Thohir, saat ditemui di gedung Kementerian BUMN, Rabu (2/6/2021).
Menurut dia, EUA yang diberikan WHO kepada Beijing Bio-Institute of Biological Products Co Ltd dan Sinovac Biotech Ltd, dua produsen vaksin Covid-19 yang bekerja sama dengan Indonesia, akan mempermudah perjalanan warga negara Indonesia yang sudah menerima vaksinasi ke luar negeri, termasuk melaksanakan umroh dan ibadah haji. Meski begitu, Kementerian Luar Negeri masih melakukan langkah diplomasi dan negosiasi dengan otoritas terkait perihal perjalanan WNI ke luar negeri.
Seperti diketahui, Arab Saudi telah membuat persyaratan bagi calon jamaah haji agar wajib mendapat vaksin Covid-19 yang telah diakui WHO. Sebelunya, vaksin Covid-19 produsen farmasi asal Eropa dan Amerika Serikat (AS), yakni vaksin Pfizer, Moderna, dan Astrazeneca, yang mendapat UEA dari WHO. Sedangkan Sinovac dan Sinoharm yang diproduksi China dan Rusia baru mendapat UEA dari WHO, per 1 Juni 2021.
Erick mengungkapkan, dirinya senang dengan capaian dari vaksin Sinovac dan Sinopharm. Sebab, keamanan dan efektivitasnya terjamin oleh WHO. "Ini juga memberikan jaminan kepada penerima vaksin Sinovac dan Sinopharm, sehingga dapat merasa aman lantaran telah diakui WHO," ujar Erick Thohir.
Kendati demikian, lanjutnya, pemerintah tidak berpuas diri dan akan mengembangkan vaksin buatan dalam negeri. Adapun vaksin yang tengah dikembangkan yakni Vaksin Merah Putih oleh Lembaga Eijkman dan beberapa universitas. "Alhamdulilah kita melakukan terobosan, Biofarma adalah sebuah institusi Kementerian BUMN yang sudah melaksanakan kerja sama vaksin dengan banyak pihak dan hari ini masuk dalam list nomor 121," ungkap Erick Thohir.
Erick Thohir berharap, ke depan vaksin yang diproduksi Tanah Air bisa mencapai hasil yang optimal dalam waktu dekat. Sehingga untuk menangani pandemi Covid-19 tidak perlu mendatangkan vaksin dari luar negeri. "Kita harus bisa memproduksi vaksin sendiri tidak harus impor terus seperti sekarang," kata Erick Thohir.
Editor : Miftahudin