Mereka mengundang korban melalui pesan chat. Tidak ingin dianggap pengecut, korban akhirnya datang ke lokasi, namun kembali mendapat perlakuan kasar.
Usai kejadian, korban sempat enggan melapor. Saat ditanya tentang lebam di pipi dan lengannya, ia menolak menyebutkan nama-nama pelaku.
“Bahkan pada Senin (10/11/2025), korban datang ke sekolah ditemani kerabatnya karena masih merasa takut,” tambah Kasdiono.
Terkait motif, Kasdiono menyebut masih menunggu hasil penyelidikan lebih lanjut. Namun, ada dugaan bahwa perundungan itu dipicu oleh kesalahpahaman antara keempat remaja perempuan akibat masalah asmara.
Korban yang menjabat sebagai pengurus sekolah disebut hendak menagih uang kepada seorang teman laki-lakinya.
Saat berbicara, korban memanggil teman laki-laki tersebut dengan panggilan sayang. Hal itu diduga memicu kecemburuan salah satu pelaku yang menyukai laki-laki itu.
“Saya belum tahu pasti panggilannya seperti apa. Mungkin salah paham atau tersinggung karena merasa disukai laki-laki yang sama,” ujar Kasdiono.
Setelah mengetahui video perundungan itu, ayah korban segera pulang ke Malang dari Lombok. Ia mengaku tidak terima atas perlakuan terhadap anaknya dan berencana melapor ke polisi.
Sebelum laporan dibuat, korban telah dibawa ke rumah sakit untuk menjalani visum, dan hasilnya menunjukkan adanya lebam kehitaman di bagian lengan.
Editor : Rebecca
Artikel Terkait
