Melihat Tradisi Ritual Panjang Jimat di Keraton Kanoman Cirebon, Warisan Sunan Gunung jati

Riant Subekti
Puncak Panjang Jimat ditandai dengan Pawai Alegoris, sebuah iring-iringan teatrikal yang menggambarkan perjalanan sejarah kelahiran Nabi Muhammad SAW. Prosesi dimulai dari Pendopo Jinem menuju Masjid Agung Kanoman, Foto : Riant Subekti

Sultan Keraton Kanoman, Sultan Raja Muhammad Emirudin, memimpin langsung jalannya ritual, sementara Patih Keraton, Pangeran Raja Muhammad Qodiran, memimpin jalannya pawai.

Menurut Arimbi, setiap unsur dalam pawai sarat filosofi. Jumlah tumpeng nasi jimat, yang bisa tujuh atau dua belas, melambangkan Nabi, para sahabat, hingga para wali penyebar Islam di tanah Jawa.

“Simbol-simbol ini mengajarkan manusia tentang keterikatan pada ciptaan Allah, baik berupa unsur fisik seperti air, api, tanah, dan angin, maupun unsur nonfisik seperti ilmu, nur, dan suhud,” jelasnya.

Suasana Ritual

Sejak sore, suasana di kawasan keraton semakin semarak. Pedagang kaki lima memenuhi area sekitar, menawarkan makanan dan minuman kepada para pengunjung. Lantai pendopo yang dipenuhi bunga melati menambah khidmat prosesi.

Tepat pukul 21.00 WIB, ritual dimulai. Lantunan Barzanji dan shalawat bergema, menutup malam dengan nuansa religius yang penuh khusyuk.

“Panjang Jimat bukan hanya ritual tahunan, tetapi warisan adiluhung yang meneguhkan identitas Cirebon sebagai kota wali,” pungkas Arimbi.

 

 

 

Editor : Miftahudin

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network