JAKARTA, iNewsCirebon.id - Viral di media sosial, seorang pria memberikan jasa pelukan hangat kepada orang-orang yang membutuhkan.
Tapi tunggu dulu, jasa pelukan hangat dari pria tampan dan berbadan kekar itu tidak gratis!
Yah, untuk sekali pelukan, pria tersebut memasang tarif Rp45 ribu. Jasa pelukan hangat berbayar ini, sedang trend di China.
Pria dengan tubuh atletis itu, siap memberikan kehangatan pelukan kepada siapa pun yang membutuhkan.
Layanan ini biasa dilakukan di tempat umum seperti stasiun, taman kota, atau pusat perbelanjaan, dengan perjanjian yang dibuat sebelumnya melalui komunikasi digital.
Meski terdengar sederhana, tren ini mendapat sambutan besar dari kalangan wanita muda di kota-kota besar.
Salah satu pengguna layanan ini bahkan menulis pengalamannya di media sosial yang kemudian viral. Ia mengaku terakhir kali merasakan pelukan saat masih duduk di bangku SMP.
“Waktu itu saya dipeluk guru perempuan dan merasa sangat aman. Sekarang, saya ingin merasakan itu lagi, meski hanya lima menit,” tulisnya dalam unggahan yang telah mendapat lebih dari 100.000 komentar, seperti dikutip SCMP.
Salah satu Man Mums bernama Zhou, mengaku sudah memberikan lebih dari 30 pelukan sejak April. Untuk jasanya tersebut, ia memperoleh penghasilan hingga 1.758 yuan atau hampir Rp4 juta.
Zhou menegaskan bahwa dirinya tidak melakukannya untuk keuntungan finansial, melainkan ingin membantu orang lain merasa lebih nyaman dalam menjalani hari-hari mereka yang berat.
Sebelum melakukan pertemuan, biasanya klien dan penyedia layanan akan berdiskusi terlebih dahulu mengenai waktu, lokasi, dan durasi pelukan.
Beberapa pria bahkan mengaku menyiapkan diri dengan mandi, merapikan rambut, dan memakai parfum, agar penerima pelukan merasa nyaman dan aman.
Meski demikian, tren ini tak luput dari kontroversi. Sebagian masyarakat menilai bahwa pelukan adalah bentuk afeksi pribadi yang seharusnya tidak diperjualbelikan.
Bahkan, beberapa ahli hukum di China menyuarakan kekhawatiran akan potensi penyalahgunaan layanan ini jika tidak ada regulasi yang mengatur dengan jelas.
“Jika seseorang butuh kedekatan emosional, sebaiknya mengikuti kegiatan sosial atau komunitas relawan. Menyelesaikan semuanya dengan kontak fisik justru bisa menjadi bumerang,” komentar salah satu pengguna media sosial.
Tren pelukan berbayar ini menjadi cerminan akan kesepian yang melanda generasi muda urban di tengah tuntutan hidup dan gaya hidup modern yang serba cepat. Pelukan, yang selama ini dianggap sebagai bentuk perhatian paling sederhana, kini berubah menjadi layanan komersial.
Editor : Miftahudin
Artikel Terkait