“Saya banyak usaha. Sejak dahulu masyarakat juga tahu. Mobil saya sudah tiga, rumah juga ada beberapa. Saya nyawer pakai uang sendiri, bukan dana desa,” ucapnya, Rabu (11/6/2025)
Casmari juga menyebut bahwa gajinya sebagai kuwu bahkan tidak ia gunakan untuk kepentingan pribadi.
“Gaji sebagai kuwu saja saya bagikan ke anak-anak fakir miskin dan yatim piatu. Jadi kalau dibilang citra buruk, ya kembali ke sudut pandang masing-masing. Kuwu juga manusia yang butuh hiburan,” tukasnya.
Menurutnya, jika dari 412 desa di Cirebon hanya satu-dua kuwu yang viral karena mencari hiburan, hal itu masih tergolong wajar.
Meski demikian, aksi tersebut tetap menuai perhatian publik dan memicu diskusi mengenai etika pejabat publik dalam menjaga citra di ruang publik, terutama di tengah era digital yang serba transparan.
Editor : Miftahudin
Artikel Terkait