Selain soal tarif, para pengemudi juga menolak potongan komisi yang dinilai terlalu besar. "Potongannya bisa lebih dari 20 persen dari setiap order. Ini sangat memberatkan kami, apalagi di tengah kondisi ekonomi yang sulit," tambah Triyas.
Setelah dari kantor Grab, massa melanjutkan aksi ke depan Balai Kota Cirebon. Di lokasi ini, situasi kembali memanas saat demonstran mencoba merangsek masuk ke dalam gedung untuk bertemu Wali Kota Cirebon, Effendi Edo. Mereka sempat terlibat aksi saling dorong dengan aparat kepolisian yang berjaga.
Kericuhan berhasil diredam setelah perwakilan Pemerintah Kota Cirebon menemui massa dan berjanji akan menyampaikan aspirasi para pengemudi ke pihak perusahaan. Meski akhirnya membubarkan diri, para peserta aksi mengaku belum puas karena tidak berhasil bertemu langsung dengan pimpinan Grab maupun Wali Kota Cirebon.
"Kami akan terus menyuarakan ini sampai ada solusi konkret. Kalau perlu, kami akan lanjutkan aksi di Kabupaten Cirebon," ujar salah satu peserta aksi.
Editor : Miftahudin
Artikel Terkait