CIREBON, iNewsCirebon.id – Polresta Cirebon terus mengembangkan penyelidikan terkait kerusuhan yang berujung pengrusakan dan penjarahan di Gedung DPRD Kabupaten Cirebon serta Alun-alun Pataraksa, Sabtu (30/8/2025). Polisi menegaskan, fokus utama saat ini adalah memburu aktor intelektual yang diduga menjadi penggerak aksi anarkis tersebut.
Kapolresta Cirebon, Kombes Sumarni, menyebutkan sejumlah tersangka yang telah diamankan berasal dari beragam latar belakang, mulai dari mahasiswa, pelajar, hingga anggota geng motor. Namun, pihaknya meyakini ada pihak yang mengorganisir dan menggerakkan massa untuk turun ke jalan.
“Kami masih mendalami apakah para tersangka ini terafiliasi dengan kelompok tertentu. Dari hasil pemeriksaan, sebagian besar mengaku mengikuti ajakan melalui media sosial. Saat ini kami memburu siapa yang menggerakkan mereka,” ujar Sumarni dalam konferensi pers di Mapolresta Cirebon, Kamis (4/9/2025).
Menurut Sumarni, ajakan yang tersebar di media sosial menjadi pintu masuk bagi banyak pelajar dan mahasiswa ikut serta dalam aksi yang berujung ricuh. Polisi menilai pola pergerakan massa tersebut tidak berlangsung secara spontan, melainkan ada indikasi keterlibatan pihak yang merancang skenario kerusuhan.
“Sejak awal kami sudah mengingatkan massa, terutama anak-anak sekolah dan mahasiswa, agar tidak ikut-ikutan aksi. Unjuk rasa harus dilakukan sesuai aturan hukum, tidak boleh anarkis,” tegasnya.
Selain mahasiswa dan pelajar, polisi juga mendapati sejumlah tersangka berprofesi sebagai pengemudi ojek online. Sejumlah barang hasil penjarahan bahkan telah dijual murah ke pihak lain.
Hingga kini, Polresta Cirebon masih memburu pihak yang diduga menjadi otak intelektual kerusuhan, sekaligus memetakan kemungkinan adanya tersangka baru mengingat jumlah massa yang terlibat cukup besar.
Editor : Miftahudin
Artikel Terkait
