KABUPATEN CIREBON, iNewsCirebon.id – SMKN 1 Gunung Jati, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, adalah satu-satunya sekolah di bawah Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Wilayah X Jawa Barat yang memiliki jurusan keahlian membatik. Dengan semangat melestarikan warisan budaya batik di kalangan generasi muda, sekolah ini terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas meski di tengah keterbatasan fasilitas dan peralatan.
Kepala SMKN 1 Gunung Jati, Hj. Iis Setiawati, M.Pd., menegaskan komitmen sekolahnya dalam menghasilkan kain batik berkualitas yang tak kalah dari pengrajin profesional. “Para siswa diajarkan dari proses awal hingga tahap akhir membatik, mulai dari membuat pola, mencanting, hingga proses pewarnaan. Dengan cara ini, mereka memahami setiap tahapan secara mendalam,” ujar Hj. Iis Setiawati. selasa (12/11/2024)
Ia menambahkan, keahlian yang ditanamkan tidak hanya berfokus pada teknik, tetapi juga kreativitas dalam menciptakan motif yang memiliki nilai seni tinggi.
Upaya sekolah dalam membentuk generasi pembatik ini tak sia-sia. Para siswa SMKN 1 Gunung Jati telah berkompetisi di berbagai ajang membatik tingkat provinsi dan nasional, dengan hasil yang memuaskan. Prestasi ini tak hanya membuktikan kualitas pendidikan yang diberikan, tetapi juga meningkatkan rasa bangga siswa terhadap karya yang mereka hasilkan.
Dukungan dari berbagai pihak juga turut memperkuat program membatik di sekolah ini. Baru-baru ini, SMKN 1 Gunung Jati menerima hibah berupa peralatan batik cap, kelengkapan membatik, serta alat pengolahan limbah dari perusahaan biskuit ternama. Bantuan ini sangat berarti dalam meningkatkan kualitas dan efisiensi produksi batik, sekaligus memberikan pengalaman baru bagi siswa dalam menggunakan teknik batik cap.
Selain dipamerkan, hasil karya batik siswa SMKN 1 Gunung Jati kini telah dipasarkan di beberapa tempat. Bahkan, kain batik hasil produksi siswa ini telah menarik minat pimpinan perusahaan, baik swasta maupun BUMN, yang turut membeli batik hasil karya siswa sebagai bentuk dukungan terhadap pelestarian budaya dan kreativitas generasi muda.
Meski telah mencapai berbagai kemajuan, pihak sekolah berharap adanya perhatian lebih dari pemerintah dalam hal dukungan fasilitas.
"Kami berharap ada dukungan lebih lanjut dari pemerintah untuk sarana dan prasarana yang memadai. Serta tenaga pengajar dalam keahlian membatik, Ini penting untuk menjaga kelangsungan program membatik di sekolah serta mempertahankan batik sebagai warisan budaya bangsa," ungkap Hj. Iis Setiawati.
Kepala Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Wilayah X Jawa Barat, Ambar Triwidodo, turut mengapresiasi inisiatif SMKN 1 Gunung Jati dalam pelestarian batik melalui pendidikan.
“SMKN 1 Gunung Jati telah menunjukkan langkah nyata dalam melestarikan budaya dengan menjadikan batik sebagai salah satu jurusan keahlian di sekolah. Tentu kami akan berusaha mendukung penuh, baik dari sisi fasilitas maupun pelatihan agar siswa semakin terampil dan siap bersaing,” jelas Ambar.
Ia juga menyampaikan harapannya agar sekolah-sekolah lain di wilayah KCD X dapat mencontoh langkah SMKN 1 Gunung Jati dalam mengintegrasikan warisan budaya lokal ke dalam kurikulum kejuruan, sehingga tercipta generasi muda yang tidak hanya kompeten, tetapi juga memiliki kecintaan terhadap budaya bangsanya.
Dengan semangat pelestarian yang kuat dan dukungan dari berbagai pihak, SMKN 1 Gunung Jati diharapkan mampu melahirkan generasi pembatik yang tak hanya terampil tetapi juga bangga akan budaya bangsanya, menjaga seni batik tetap hidup dan berkembang di era modern ini.
Editor : Miftahudin
Artikel Terkait