Melalui galeri batiknya, 'Toean Batik', hasil karya batiknya dijual dengan sentuhan yang berbeda. Dalam memproduksi batiknya, Johan dibantu oleh 5 pengrajin batik yang ada di Batik Trusmi. Semua batik yang diproduksi 100 persen handmade dan terbuat dari bahan yang berkualitas.
Sehingga tak heran jika harga yang ditawarkan cukup tinggi, diperuntukkan bagi kalangan menengah ke atas. Mulai dari harga Rp 750.000 hingga paling mahal Rp 3,5 juta. Omset yang didapat bisa mencapai Rp 50 juta ke atas dalam sebulan. Bahkan dalam sebuah event selama 5 hari saja, dia pernah mendapatkan omset sebanyak Rp 200 juta.
Bisnis batik ini bukannya tanpa hambatan dan rintangan. Johan kerap mendapatkan komentar dari para sesepuh batik, karena mengubah batik. Namun, dirinya tidak lantas jatuh begitu saja. Bersama tim, dia memproduksi batik yang bisa dilirik oleh semua kalangan, namun tidak mengubah esensi ataupun motif dari batik itu sendiri.
Batik milik Johan kini aktif mengikuti berbagai pameran, seperti di Inacraft, asosiasi pengusaha, bahkan pameran di Singapura. Dari situ, dia bisa menggaet pelanggan dari luar negeri. Sehingga, batik miliknya, terutama batik khas Cirebon dengan motif Mega Mendung, bisa dikenal hingga ke mancanegara.
Begitulah kisah sukses Johan Ferdy yang menginspirasi siapa saja yang membacanya. Semoga menginspirasi.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta
Artikel Terkait