Bertahun Tahun Tak Ditangani, Warga Resah Semburan Gas di Desa Cipanas Keluarkan Bau Tak Sedap

Abdul Rohman
Semburan gas di Cipanas Dukupuntang Cirebon resahkan warga. Foto: Abdul Rohman

KABUPATEN CIREBON, iNewsCirebon.id - Warga Cipanas Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon mengaku resah dengan adanya semburan gas yang telah terjadi beberapa tahun lalu mengancam kesehatan warga dan merusak elektronik. 

Semburan gas yang beraroma tak sedap tersebut mengancam kesehatan warga serta merusak pertanian milk warga yang ada di sekitar lokasi semburan gas tersebut.

Terlebih lagi, semburan yang berukuran kurang lebih lima meter lebih dan berbentuk lingkaran tersebut belum adanya penanganan dari Pemerintah.

Diketahui, cemburuan ini sudah terjadi sejak lama, bermula dari lubang kecil dan berpindah-pindah. Namun, kini lubang semburan itu semakin membesar dan mengeluarkan aroma tak sedap yang mengancam kesehatan warga sekitar.

“fenomena ini sudah ada dari sebelum saya lahir, Dari zaman nenek moyang dulu mungkin ini sudah ada, “kata Yunus saat ditemui di lokasi. Jumat (19/12/2025).

Dikatakan yunus, bahwa lubang yang mengeluarkan gas ini sangat mengancam kesehatan warga sekitar, karena mengeluarkan aroma tak sedap yang sangat menyengat pada pagi hari dan sore.

“Dampak yang paling nyata terlihat pada barang-barang elektronik milik warga yang cepat berkarat dan rusak. Biasanya elektronik bisa awet sampai lima tahun, banyak juga warga yang terkena ISPA dan masalah paru-paru, “katanya.

Lanjut Yunus, bahwa dampak paling berat dirasakan para petani. Sawah-sawah di sekitar kawah diduga terpengaruh belerang yang terbawa semburan gas dan air.

“Waktu tanamannya masih kecil kelihatan bagus. Tapi saat mulai berbuah, kena dampak belerang, hasilnya jadi tidak maksimal, “katanya.

Bau belerang dari kawah tersebut, lanjut Yunus, bisa tercium hingga radius sekitar satu kilometer mengikuti arah angin, terutama ke wilayah Blok Sawah Dekat dan Blok Gambir.

“Kalau orang cuma lewat mungkin nggak terasa. Tapi warga yang setiap hari menghirup udara disini, lama-lama sesak napas,” katanya.

Meski ukurannya relatif tetap, Yunus menyebut perilaku kawah berubah tergantung musim.

“Kalau musim kemarau nggak ada air, yang keluar cuma gas saja. Tapi kalau musim hujan, air masuk ke lubang dan terdorong gas dari bawah, jadi kelihatannya seperti air menyembur. Kami berharap, Pemerintah segera melakukan tindakan, “harapnya. 

Editor : Rebecca

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network