Pada jaman Renaisans, sekolah-sekolah piroteknik (teknik pembuatan kembang api dan petasan) menjamur di Eropa. Para murid diajarkan untuk menciptakan ledakan yang rumit.
Kembang api lebih dikembangkan lagi pada tahun1830-an dengan menambahkan sejumlah kecil logam dan bahan lainnya untuk meningkatkan kecerahan cahaya dan menciptakan berbagai bentuk pada ledakan kembang api.
Mereka juga menambahkan warna pada kembang api yang saat itu, semua letupan kembang api hanya berwarna oranye.
Agar kembang api terlihat indah dan berwarna, mereka menambahkan strontium untuk memunculkan warna merah, barium untuk hijau, tembaga untuk biru, dan sodium buat kuning.
Itulah sejarah kembang api sejak awal hingga terus digunakan pada setiap pergantian tahun. Semoga dapat menambah wawasan Anda.
Editor : Miftahudin
Artikel Terkait